Selamat berjumpa kembali di Blog Penyuluh Perikanan,
setelah sudah memakan waktu yang cukup lama Alhamdulillah akhirnya pada
kesempatan kali ini saya kembali menjmpai anda kembali untuk saling
berbagi, dalam sistim Penyuluhan perikanan.
sebenarnya dari kemarin rasanya ingin ngeblog, berhubung kondidi di
Daerah saya ini masih banyak gangguan Listrik jadi mohon ma'af agak
terlambat, sedikit, Tapi syukur juga hari ini penyuluh ingin kembali
berbagi dengan sahabat semua, semoga pada kesempatan ini bisa lancar.
Untuk kesempatan kali ini saya mengambil judul tentang Pengolahan ikan bandeng, dan ini merupakan kelanjutan dari postingan sebelumnya, mulai dari pengenaln ikan bandeng, karakteristiknya, dan sampai kepada Penanganannya.
A. Penanganan Pasca Panen
Untuk kesempatan kali ini saya mengambil judul tentang Pengolahan ikan bandeng, dan ini merupakan kelanjutan dari postingan sebelumnya, mulai dari pengenaln ikan bandeng, karakteristiknya, dan sampai kepada Penanganannya.
A. Penanganan Pasca Panen
Seperti
diketahui, produk perikanan merupakan komoditas yang cepat busuk atau
rusak apabila tidak segera ditangani dengan baik. Agar suatu olahan
bermutu baik, khususnya olahan hasil perikanan, persyaratan mutu bahan
baku merupakan syarat utama yang harus dipenuhi. Apabila bahan makanan
yang mengandung protein mengalami kerusakan mikrobiologis, biasanya akan
menghasilkan bau busuk khas protein yang dikenal sebagai bau putrid.
Kerusakan tersebut sering disebut sebagai kerusakan putrefaktif. Mikroba
yang paling berperan dalam kerusakan ini adalah bakteri. Cara kerja
bakteri-bakteri tersebut adalah dengan memecah protein menjadi
senyawa-senyawa sederhana seperti cadaverin; putrescin; skatola; atau
H2S dan NH3, yang menyebabkan bau busuk. Ikan yang sudah busuk biasanya
juga mengalami kerusakan struktur jaringan sehingga menjadi lembek dan
membuat cita rasa ikan menjadi tidak enak dan berair akibat dari
pencairan jaringan protein.
Bakteri-bakteri
tersebut juga memecah lemak dan minyak yang terdapat pada bahan makanan
menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, asam lemak (khususnya
asam lemak tak jenuh) yang memiliki ikatan rangkap akan mengalami
pemecahan lebih lanjut menjadi senyawa sederhana seperti aldehid dan
keton serta senyawa lain yang menimbulkan bau khas tengik. Proses
terjadinya kerusakan makanan karena aktivitas mikroba biasanya terjadi
secara simultan dan bersama-sama.
Sebagai bahan baku, ikan bandeng termasuk jenis pangan yang mudah rusak. Oleh karena itu, perlu dijaga kesegarannya, dimulai dari pemanenan hingga pengolahan dengan cara menggunakan pola penanganan rantai
dingin. Cuaca saat melakukan transportasi bahan baku juga perlu
diperhatikan, yakni bila cuaca panas, jumlah es yang digunakan sebagai
bahan pendingin menjadi lebih banyak daripada saat tidak panas. Begitu
pula dengan lama penyimpanan, ikan bandeng jika disimpan pada suhu 0°C bisa bertahan sampai 16 hari, pada suhu 10°C bertahan selama 6 hari, dan pada suhu 20°C bias bertahan sampai 2 hari.
Cara yang paling mudah dan murah untuk mempertahankan mutu ikan agar tetap segar selama penyimpanan adalah dengan menggunakan es. Wadah yang biasa digunakan untuk menempatkan ikan di antaranya sebagai berikut.
® Oblong (tong dari plastik).
® Kotak pendingin (cool box) yang terbuat dari bahan polystyrene.
® Ruang pendingin (chill room).
® Kotak berinsulasi (insulated box).
Wadah berinsulasi dapat dibuat sendiri berupa
peti berkonstruksi kuat dengan menggunakan insulator dari styrofoam
atau poliuretan, kemudian peti dilapisi pelat aluminium setebal 0,6 mm -
0,7 mm, seng BWG 30, atau fiber glass dengan ketebalan 0,8 mm.
Penggunaan es yang dianjurkan adalah dalam bentuk, pecahan, atau curah, perbandingan
yang paling ideal antara es dengan ikan minimal 1:1. Es dengan bentuk
curah lebih efektif dalam mendinginkan dari pada bentuk es balok. Hal
itu karena semakin kecil ukuran butiran es, semakin cepat kemampuan
mendinginkannya dan semakin mudah mencair. Selain faktor es, tempat/
wadah yang dipergunakan juga ikut mempengaruhi kecepatan es mencair.
Tempat yang mempunyai sifat insulator tinggi akan memperlama proses
pencairan es.
Setelah sampai di tempat pengolahan, ikan bandeng sebaiknya segera diolah. Bila menunggu beberapa lama, perlu disimpan di tempat bersuhu rendah, baik dengan menggunakan
es untuk jangka pendek maupun disimpan dalam freezeer untuk penyimpanan jangka waktu yang relatif lama.
Ikan
yang digunakan sebagai bahan baku harus memiliki tingkat kesegaran yang
tinggi sehingga produk bandeng yang dihasilkan memiliki mutu yang lebih
baik. Mutu produk yang dihasilkan tergantung dari bahan baku maupun
proses pengolahan yang dilakukan. Berikut adalah ciri-ciri ikan segar
yang bermutu tinggi maupun yang bermutu rendah (Tabel 2). Tabel 2.
Ciri-ciri ikan segar yang yang bermutu tinggi maupun yang bermutu
rendah.
B. PENGOLAHAN IKAN BANDENG
Ikan
bandeng pada dasarnya dapat diolah menjadi berbagai ragam olahan dengan
berbagai macam bumbu, baik berupa masakan daerah (nasional) maupun
internasional yang diolah menggunakan teknologi seperti breaded, nugget,
atau crispy. Modul ini hanya akan menyajikan beberapa olahan dasar ikan
bandeng yang telah memasyarakat di Indonesia, seperti bandeng cabut
duri, bandeng asap, otak-otak bandeng, dan bandeng crispy dan bandeng
presto. Melalui olahan dasar tersebut, para praktisi atau penggemar
masakan berbahan bandeng dapat mengembangkannya menjadi berbagai macam
masakan sesuai dengan cita rasa sendiri.
1. Bandeng Tanpa Duri
Ikan bandeng mempunyai rasa yang gurih namun mempunyai kelemahan yaitu
adanya tulang dan duri yang cukup banyak di dalam tubuh ikan Bandeng
sehingga berisiko tinggi bila dikonsumsi oleh manusia terutama
anak-anak. Hal ini mengurangi minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan Bandeng.
Jumlah duri yang terdapat pada ikan Bandeng adalah sebagai berikut;
pada bagian punggung ada 42 pasang duri bercabang yang menempel di dalam
daging dekat permukaan kulit luar, bagian tengah ada 12 pasang duri
pendek, pada rongga perut ada 16 duri, bagian perut dekat ekor ada 12
pasang duri kecil.
Gambar 2. Struktur Duri Pada Bandeng
Bandeng
Tanpa Duri merupakan produk perikanan setengah jadi berupa bandeng
mentah segar yang telah dibuang tulang dan durinya. Kelebihan dari
Bandeng Tanpa Duri yaitu tidak
mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada Bandeng
mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan duri yang ada pada
Bandeng, daging ikan masih dalam kondisi segar. Bandeng Tanpa Duri selanjutnya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai variasi makanan sesuai dengan selera. Beberapa produk olahan dari Bandeng
Tanpa Duri ini antara lain Bandeng Pepes, Bandeng Asap, Bandeng Nugget,
Bandeng crispy dan sebagainya. Hasil produksi Bandeng Tanpa Duri
kemudian dijual kepada konsumen, dimana konsumen ini setengahnya adalah
konsumen pengguna (end user) dan sisanya adalah pedagang yang menjual
kembali produk ini dalam keadaan mentah (fresh frozen) atau menjualnya
setelah diolah menjadi produk makanan olahan.
Gambar
2. Struktur Duri Pada Bandeng Bandeng Tanpa Duri merupakan produk
perikanan setengah jadi berupa bandeng mentah segar yang telah dibuang
tulang dan durinya. Kelebihan dari Bandeng Tanpa Duri yaitu
tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada
Bandeng mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan duri yang ada
pada Bandeng, daging ikan masih dalam kondisi segar. Bandeng Tanpa Duri selanjutnya
dapat dimanfaatkan menjadi berbagai variasi makanan sesuai dengan
selera. Beberapa produk olahan dari Bandeng Tanpa Duri ini antara lain
Bandeng Pepes, Bandeng Asap, Bandeng Nugget, Bandeng crispy dan
sebagainya. Hasil produksi Bandeng Tanpa Duri kemudian dijual kepada
konsumen, dimana konsumen ini setengahnya adalah konsumen pengguna (end
user) dan sisanya adalah pedagang yang menjual kembali produk ini dalam
keadaan mentah (fresh frozen) atau menjualnya setelah diolah menjadi
produk makanan olahan.
Bandeng
Tanpa Duri ini memang belum dikenal banyak oleh masyarakat, banyak yang
mengira Bandeng Tanpa Duri ini sama dengan Bandeng Presto yang memang
lebih dulu telah dikenal oleh masyarakat, sehingga produksi Bandeng
Tanpa Duri ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan Bandeng
Presto. Alasan sedikitnya produksi Bandeng Tanpa Duri ini yaitu proses
produksi yang relatif sulit bagi pemula (meskipun setelah mahir, proses
ini menjadi sederhana) serta membutuhkan ketekunan serta ketelitian
tinggi, khususnya pada saat mencabut duri ikan bandeng tersebut.
Seseorang yang telah mahir membutuhkan waktu 2-3 menit untuk melakukan
pencabutan tulang dan duri Bandeng. Tetapi bila belum mahir maka mengerjakannya
bisa mencapai waktu 15-20 menit untuk setiap ekor bandeng. Tahap
pengolahan ikan bandeng tanpa duri adalah sebagai berikut :
Penyiangan
Hal
pertama yang harus dilakukan dalam proses penyiangan adalah mencuci
semua bandeng yang akan diolah menggunakan air dan es. Tujuannya adalah
untuk membersihkan ikan bandeng dari kotoran tanah dan lumpur.
Selanjutnya, ikan bandeng
disiangi dengan cara membersihkan kotoran dan isi perut ikan dengan
cara membelah menjadi bentuk kupu-kupu. Diperlukan kehati-hatian dalam
membersihkan isi perut bandeng untuk menghindari pecahnya empedu. Bila
empedu pecah, akan membuat rasa ikan menjadi pahit. Ada beberapa
pengolah bandeng yang membuang insang. Namun, sebagian lagi ada yang
membiarkannya dengan anggapan bahwa insang bisa dijadikan sebagai
penyangga bentuk agar penampakan produk terlihat lebih menarik. Pada
dasarnya, tahap-tahap penyiangan bandeng adalah sebagai berikut
1)
Ikan bandeng dibelah pada bagian punggung ( bentuk kupu-kupu ) dari
mulai kepala sampai pada pangkal ekor, usahakan pengirisan tidak
memotong tulang punggung.
2) Bersihkan bandeng dengan cara membuang isi perut, kotoran, insang
3)
Ikan bandeng dicuci agar bandeng juga bersih dari sisa-sisa darah.
Pembersihan sisa darah penting dilakukan karena sisa darah yang masih
melekat bisa mempercepat terjadinya proses pembusukan baik secara kimia
maupun secara biologi. Agar lebih bersih, dilanjutkan dengan perendaman
ikan dalam larutan garam 3% .
Pencabutan duri
Bagi
pemula, pencabutan duri memang pekerjaan yang tergolong sulit untuk
dilakukan. Namun, dengan terus berlatih, pekerjaan ini akhirnya akan
terasa mudah. Pengetahuan mengenai jumlah duri tersebut dapat digunakan
untuk memastikan
apakah duri pada bagian itu sudah tercabut semua. Oleh karena itu,
sebaiknya jumlah duri yang telah dicabut dihitung sehingga duri yang
ketinggalan bisa segera diketahui. Alat yang biasa digunakan untuk
mencabut duri adalah pinset yang rucing.
Pencabutan
duri dapat dilakukan secara berurutan sesuai tahapan tersebut atau bisa
dengan melakukan dari bagian yang dianggap paling mudah sampai ke
bagian yang dirasa paling sulit. Perabaan sebaiknya dilakukan untuk
memastikan duri telah tercabut semua. Apabila masih terasa ada duri,
segera diambil. Sebaiknya hal ini dilakukan berulang-ulang hingga duri
betul-betul tercabut semua.
1) Penggangkatan/ pencabutan
tulang
belakang Tulang belakang dipatahkan pada bagian ekor selanjutnya
ditarik ke atas kebagian kepala, daging ikan ditekan agar tidak ikut
tertarik keatas sampai ke bagian kepala .
2) Cabut duri bagian perut sebanyak 16 pasang dengan menggunakan pinset
3) Mencabut duri di daerah dada dekat kepala (jumlah duri 12 buah)
4) Cabut duri punggung (jumlah duri 42 buah ) diawali pada bagian depan dekat tutup insang .
5) mencabut duri di daerah dekat pangkal ekor (jumlah duri 12 buah)
6) Potong sirip punggung yang diawali dari pangkal punggung sirip punggung hingga sirip terlepas.
7)
Perabaan sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut
semua. Apabila masih terasa ada duri, segera diambil setelah duri betul-betul tercabut semua ikan bandeng tanpa duri siap dikemas.
Tabel 3. Kriteria Mutu Bandeng Cabut Duri Berdasarkan Penilaian Organoleptik
Tabel 3. Kriteria Mutu Bandeng Cabut Duri Berdasarkan Penilaian Organoleptik
Pengemasan
Setelah duri bandeng tercabuti semua, ikan bandeng yang semula dibelah
seperti kupu-kupu ditutup kembali seperti sediakala. Selanjutnya bandeng
dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang sudah diberi label. Kemasan
dari plastik merupakan kemasan yang cukup baik untuk bahan pangan yang
mudah rusak. Label dicantumkan untuk lebih memberikan nilai jual yang
lebih tinggi dan sebagai salah satu media promosi produk tersebut.
Penyimpanan
Untuk mengawetkan bandeng
cabut duri yang telah dikemas, diperlukan tempat pendingin untuk
meletakkan bandeng sebelum dipasarkan. Tempat pendingin bias berupa
kotak pendingin (cool box) atau freezer. Begitu pula sewaktu
memasarkannya, produk bandeng cabut duri sebaiknya diletakkan di tempat
pendingin.
2. Bandeng Asap
Bandeng
asap merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal.
Semula, sebelum ada produk bandeng cabut duri, bandeng yang diproduksi
sebagai bandeng asap adalah yang masih memiliki duri. Namun, saat ini
bandeng yang digunakan sebagai bahan untuk bandeng asap bisa menggunakan
bandeng
yang sudah dicabut durinya. Unsur yang paling berperan dalam pembuatan
bandeng asap adalah asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu.
Pengasapan akan menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa
senyawa kimia yang terkandung di dalam kayu tersebut. Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 400 senyawa kimia,
khususnya alcohol, aldehid, ester, furan, lakton, fenol, serta asam-asam
organik seperti asam semut dan asam cuka. Komponen asap tersebut dapat
dijadikan sebagai sumber aroma, warna, antimikroba, dan antioksidan.
Perubahan
warna dari ikan asap yang terbentuk disebabkan oleh adanya interaksi
antara senyawa karbonil yang berasal dari asap dengan gugus amino dari
protein yang terdapat pada permukaan ikan. Warna kuning keemasan atau
kuning kecokelatan yang terbentuk dari proses pengasapan merupakan warna
yang bisa dijadikan sebagai indikator dalam menentukan mutu produk.
Untuk
menghasilkan bandeng asap yang baik, sebaiknya digunakan jenis kayu
yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsur phenol dan asam
organik tinggi. Kedua unsur ini lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan
dapat menghasilkan rasa, aroma, maupun warna daging ikan asap yang khas. Bahan baku pengasap
yang sering digunakan di antaranya kayu api-api , kulit dan ampas tebu,
serabut dan tempurung kelapa, serta batang jagung.
Pengasapan bandeng dapat dilakukan melalui dua cara berikut :
- Pengasapan panas (hot smoking), yaitu proses pengasapan dengan suhu sekitar 70-1000 C. Ikan bandeng yang diasapi sebaiknya diletakkan cukup dekat dengan sumber asap. Lama pengasapan yang ideal sekitar 2-4 jam.
- Pengasapan dingin (cold smoking), yaitu pengasapan dengan suhu sekitar 40-500C. lkan bandeng yang akan diasapi diletakkan agak jauh dari sumber asap. Proses pengasapannya lebih lama daripada pengasapan panas, yakni memakan waktu beberapa hari bahkan bisa sampai dua minggu.
Pada prinsipnya, pengasapan bandeng dapat
dilakukan sperti pada skema pembuatan bandeng asap. Beberapa pengolah
bandeng asap ada yang melakukan pengasapan secara bertahap, yaitu
sebagai berikut.
1) Mula-mula
bandeng diasapi dengan asap tebal bersuhu 30-40°C selama ½-1 jam.
Pengasapan ini bertujuan untuk menguapkan sebagian air secara merata
dari tubuh ikan.
2) Selanjutnya, suhu dinaikkan menjadi 50-60°C. Ketebalan asap dikurangi dan lama waktu pengasapan ½-3/4 jam.
3) Hal terakhir yang dilakukan adalah menaikkan suhu secara perlahan dengan suhu 70-80°C dan lama pengasapan 30-60 menit.
Ada
pula yang melakukannya dengan pengasapan panas pada suhu 70-80°C selama
beberapa jam dan kemudian suhu diturunkan kembali. Pengasapan tersebut
dilanjutkan selama beberapa hari. Proses pengasapan dianggap baik
apabila berat ikan yang susut hanya sekitar 10-5% dari berat ikan setelah disiangi. Usahakan agar ikan yang diasapi tidak menjadi kering dan keras karena akan mengurangi kualitasnya.
Gambar.3 Alur Proses Pembuatan Bandeng Asap
Cara menyiangi
Bandeng yang akan diasap dapat berupa bandeng
segar utuh (dalam keadaan masih ada durinya) atau bandeng yang telah
mengalami proses pencabutan duri (bandeng cabut duri). Penyiangan
bandeng asap dapat dilakukan dengan cara mengambil insang dan isi perut
melalui mulut dan tutup insangnya.
Cara
penyiangan bandeng melalui mulut dan insang. Ditarik menggunakan
pengcungkil melalui mulut (a) serta menarik dan membersihkan insang
menggunakan tangan (b dan c).
1) Cara pengolahan
a. Setelah disiangi dan dicuci bersih, tiriskan ikan bandeng dengan cara digantung.
b. Buat larutan rendaman dengan formula seperti dibawah ini :
Keterangan : untuk 10 kg bandeng
c. Ikan
bandeng yang telah ditiriskan kemudian direndam ke dalam larutan
tersebut selama 30 menit atau lebih. Beri pemberat di atasnya agar tidak
terapung. Tujuan perendaman selain untuk meningkatkan cita rasa dan
tekstur ikan, juga untuk membersihkan sisa darah dan kotoran yang tertinggal.
d. Kemudian ikan dicuci kembali. Setelah itu, ditiriskan dengan cara diangin-anginkan sampai permukaan kulit ikan kering.
e. Nyalakan tungku pengasap hingga menimbulkan asap yang cukup tebal untuk mengasapkan bandeng.
f. Ikan bandeng
kemudian disusun dan digantung di atas batang besi pengasap dengan cara
menusuk pada bagian mulut atau ekor ikan dengan kaitan besi seperti
kail. Untuk bandeng cabut duri, dapat dijepit terlebih dahulu dengan
jepitan panggangan dari kawat.
g. Pengasapan
dapat dilakukan dengan cara hot smoking atau cold smoking atau
perpaduan keduanya. Proses pengasapan dilakukan selama 3-5 jam dengan
kondisi asap tebal bersuhu mencapai 80-900 C, kemudian secara bertahap
suhu dinaikkan hingga 1000 C.
h. Setelah
dianggap matang (bila warnanya telah berubah warna menjadi kuning
keemasan atau kuning kecokelatan), bandeng asap dikeluarkan dari tempat
pengasapan, kemudian dinginkan. Tabel 4. Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian Organoleptik
Tabel 4. Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian Organoleptik
2) Penyimpanan
Umur simpan yang bisa dijadikan ukuran dalam menyimpan produk
bandeng asap adalah sekitar 2-3 hari dengan kondisi suhu ruang. Umur
simpan tersebut dapat diperpanjang sampai 7 hari jika disimpan pada suhu
di bawah 100 C. Pada suhu 00 C, bandeng asap bisa tahan sampai satu
tahun. Sementara bila divacuum pada suhu kamar, umur simpan bandeng asap
bisa mencapai 2 bulan.
Tabel 5. Pengaruh Temperatur terhadap Daya Simpan Bandeng Asap
Kerusakan bandeng asap
karena penyimpanan umumnya ditandai dengan timbulnya lendir pada
permukaan bandeng asap yang disertai dengan tumbuhnya jamur ketapang.
Usahakan untuk tidak menyimpan bandeng asap langsung bersentuhan dengan
lapisan es pendingin. Cairan dari es dapat menurunkan mutu bandeng asap
tersebut. Bila dilakukan pembekuan, lebih baik menggunakan sistem
pengaliran udara dingin (air blast freezer). Melalui cara ini, udara
dingin dapat bebas bersirkulasi di sekeliling produk. Setelah itu,
produk dimasukkan ke dalam cold storage sampai produk tersebut
digunakan.
3. Otak-otak Bandeng
Otak-otak
bandeng merupakan salah satu olahan diversifikasi dari bahan dasar ikan
bandeng. Prinsip dasar dari pengolahan otak-otak adalah mengeluarkan
daging dan duri dari tubuh ikan kemudian dipisahkan dari kulitnya. Duri
ikan dibuang, sementara kulitnya dijadikan sebagai pembungkus otak-otak.
Daging ikan digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan otak-otak bandeng. Dalam
pengolahannya, daging ikan dicampur dengan bahan dan bumbu tertentu
kemudian dimasukkan lagi ke dalam kulit ikan bandeng. Ikan bandeng dapat
dijadika olahan otak-otak karena memiliki kulit yang ulet sehingga
tidak mudah sobek pada saat proses pengeluaran daging dan durinya.
1) Penyiangan
Bandeng
yang akan dibuat otak-otak berupa bandeng segar dalam keadaan utuh.
Selanjutnya, bandeng dibersihkan isi perut, sisik dan dicuci hingga
bersih.
2) Bahan dan bumbu
Bahan dan bumbu otak-otak untuk 1 kg ikan sebagai berikut.
a. Bahan yang digunakan:
® 2-3 ekor bandeng ( 1 KG )
® 4 ons kentang kukus (dihaluskan)
® 4 butir telur
® 200 cc minyak goreng b. Bumbu yang dihaluskan:
® 6 butir kemiri
® 2 sendok teh ketumbar halus
® 4 Siung bawang putih
® 6 butir bawang merah
® garam dan merica secukupnya
® 150 cc santan kental
3) Cara pembuatan
a. Bersihkan ikan, lalu pukul-pukul dengan lumping (muntu) hingga daging hancur di dalam.
b. Tekuk ekor ikan kea rah atas hingga terdengar “klik” sebagai tanda tulang telah patah.
c. Setelah tulang ekor dipatahkan, remas-remas ikan bandeng dengan kedua tangan agar daging menjadi lumat.
d. Tarik tulang ke arah atas melalui bagian kepala.
Untuk mempercepat penarikan tulang, gunakan alat pembantu berupa tang.
e. Keluarkan semua isi daging bandeng. Sisihkan dari duri-duri halus yang masih tersisa.
Tumbuk
daging ikan sampai menjadi adonan yang halus, tumis sampai harum bumbu
yang dihaluskan, kemudian masukkan santan. Setelah mendidih, masukkan
daging ikan sampai masak. Setelah dingin, campur adonan ikan dengan
telur dan kentang, aduk sampai rata.
Isikan
adonan (campuran daging, kentang, dan bumbu) ke dalam kulit bandeng
melalui lubang di dekat kepala hingga penuh.kukus selama kurang lebih 20
menit. Agar tidak lengket, sebaiknya dibungkus dengan daun pisang.
Goreng
otak-otak bandeng hingga matang (sebelum digoreng, sebaiknya otak-otak
digulingkan terlebih dahulu ke dalam kocokan telur).
Otak-otak bandeng siap dihidangkan.
3.Bandeng Crispy
Daging
bandeng yang sudah tidak memiliki duri lagi (bandeng cabut duri)
umumnya lebih mudah diolah sesuai selera sehingga pengolahannya bisa
lebih variatif. Olahan bandeng crispy merupakan inovasi lain dari produk
bandeng cabut duri.
Penyiangan
Bandeng diambil durinya sebagaimana olahan bandeng cabut duri atau
dengan membeli bandeng cabut duri apabila telah tersedia di pasaran.
Bila membeli produk bandeng cabut duri yang sudah beku atau disimpan
dalam frezeer, sebaiknya bandeng dicuci terlebih dahulu. Pencucian
dimaksudkan untuk melunakkan daging bandeng yang beku sekaligus untuk
membersihkan kembali.
Untuk membuat bandeng crispy, ada beberapa macam bentuk dalam penyajiannya. Ada yang berbentuk ikan bandeng
utuh seperti kupu-kupu, berbentuk potongan sedang atau berbentuk
potongan kecil-kecil. Bandeng crispy yang dipotong kecil-kecil, selain
dapat digunakan sebagai lauk, bisa juga dijadikan sebagai kudapan yang
dihidangkan bersama saus.
1) Bahan dan bumbu Bahan dan bumbu bandeng crispy untuk 1 kg daging ikan adalah sebagai berikut.
a. Adonan I:
® 1/2 sendok teh merica halus
® 4 siung bawang putih halus
® 1/2 sendok teh garam
® 2 butir telur dikocok lepas
b. Adonan II:
® 200 g tepung terigu protein tinggi
® 2 sendok makan tepung kanji
® 1/2 sendok teh garam
® 1/2 sendok teh merica bubuk
® 1/4 sendok teh backing powder
2) Cara membuat
Pada dasarnya, pembuatan bandeng crispy dapat dilakukan seperti pada skema pembuatan bandeng crispy.
- Masukkan potongan ikan ke dalam adonan I, bolak-balikkan dan diamkan selama 30 menit.
- Campur dan aduk rata adonan II, ambil potongan ikan dari adonan I, kemudian guling-gulingkan pada adonan II.
- Celupkan kembali potongan ikan ke dalam adonan I dan digulingkan-gulingkan kembali ke dalam adonan II.
- Bila ingin langsung disajikan, goreng dengan api kecil sampai matang. Namun, bila ingin disimpan, goreng setengah matang dan simpan kembali di dalam freezer.
- Bandeng crispy siap disajikan.
Gambar 2. Alur Proses Pembuatan Bandeng Crispy
Tabel 4. Kriteria Mutu Bandeng Crispy yang Baik Berdasarkan Penilaian Organoleptik
4. BANDENG PRESTO
Jenis
olahan "bandeng presto" adalah salah satu diversifikasi pengolahan
hasil perikanan, terutama sebagai modifikasi pemindangan. Bandeng presto
hampir sama dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan yakni
tulang dan duri dari ekor hingga kepala lunak dan dapat dimakan tanpa
menimbulkan gangguan pada mulut.
Usaha
ini mudah dikerjakan dan skalanya dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan modal, tenaga dan pemasarannya. Dalam skala rumah tangga untuk
usaha sambilan sejumlah 10 sampai 25 Kg/hari, skala sedang (50 - 100
Kg/hari) untuk dipasarkan di beberapa kios atau supermarket dan usaha
besar (sekitar 1 ton/hari) untuk memenuhi beberapa pasar di kota-kota
yang padat penduduknya, baik antar kabupaten maupun antar propinsi yang
dapat ditempuh jalan darat atau jalan laut/udara.
Untuk
mendistribusikan bandeng presto yang memerlukan waktu. diperlukan
perangkat peralatan yang dapat mengendalikan suhu terutama alat
refrigrasi.
Bahan Baku
Ikan bandeng segar
Garam halus bermutu tinggi
Lembaran aluminium (aluminium foil) atau daun pisang.
Bumbu : Bawang merah, bawang putih, kunyit . jahe.
Peralatan
Pisau
Bak plastik
Lemari es (skala kecil) atau kamar dingin (skala besar I
Alat kukus bertekanan (autoclave) yang dilengkapi pengukur tekanan dan pengukur suhu, misalnya Press-cooker untuk skala kecil.
Cara Pembuatan
Ikan
dicuci dibuang isi perutnya dan insangnya. bersihkan ginjal (tampak
merah menempel pada tulang belakang di bagian dalam rongga perut ). Cuci
dengan air bersih dan kemudian rendam dalam larutan garam (3 Kg
garam,100 liter air) selama 15 - 20 menit. Dalam merendam ikan dengan
larutan garam sebaiknya diberi es. untuk mencegah pembusukan karena
peningkatan suhu.Ikan hasil rendaman diberi garam halus secukupnya I
dilaburi garam sejumlah 2% atau 2 gram untuk 100 gram ikan, 8 gram untuk
ikan berukuran 400 gram atau direndam dalam larutan garam jenuh selama 2
jam. kemudian dibungkus daun pisang atau lembaran aluminium setiap ekor
dan selanjutnya satu persatu
ditata disarangan autoclave atau press-cooker. Pengukusan dilakukan
selama 60 menit dengan tekanan di bagian dalam 0,5 atmosfir bagi ikan
200 - 300 gram dan 1,0 atmosfir bagi ikan yang beratnya lebih dan 300
gram.
Hasil
pengukusan dibiarkan turun suhunya di ruangan dan setelah produk
mencapai suhu kamar sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu rendah
(sekitar 0°C) dengan menggunakan lemari es atau kamar dingin. Hal ini
penting untuk distribusi, pemasaran atau pengeceran, karena bandeng
presto dapat tahan 7 sampai 10 hari pada suhu sekitar 0°C.
Catatan:
Cita
rasa bandeng presto dapat bervariasi dengan jalan menambah bumbu
tersebut di atas secukupnya sebelum dibungkus untuk dikukus. Rasa garam
asin bandeng presto sebaiknya dikerjakan dengan cara merendam bandeng
(yang telah bersih dan direndam dalam larutan 3% garam) dalam larutan
garam jenuh selama 1 (satu) jam. Hasil pengukusan dapat dikemas dengan
kantong plastik dan diberi label.
Alat kukus Autoclave
064.Mesin Presto Industri
Rangkuman
Ikan bandeng
mempunyai nilai gizi yang tinggi namun mempunyai kekurangn mengandung
banyak duri, untuk mengatisipasi hal tersebut dapat dilakukan upaya
dibuat produk bandeng tanpa duri.Bandeng tanpa duri merupakan produk
perikanan setengah jadi berupa bandeng mentah segar yang telah dibuang
tulang dan durinya. Kelebihan dari bandeng Tanpa Duri yaitu
tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada
bandeng mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan duri yang ada
pada bandeng, daging ikan masih dalam kondisi segar. Daging bandeng yang
sudah tidak memiliki duri lagi (bandeng cabut duri) umumnya lebih
mudah diolah sesuai selera sehingga pengolahannya bisa lebih variatif.
Olahan bandeng crispy merupakan inovasi lain dari produk bandeng
cabut duri. Upaya untuk mengatasi duri pada ikan bandeng bias juga
dibuat produk bandeng presto. Upaya untuk mengawetkan produk perikanan
adalah pengasapan yang, selain memberikan aroma asap pada produk juga
memberikan produk menjadi awet karena beberapa unsur kimia yang
terkandung dalam asap.
PENUTUP
Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi , namun ikan bandeng juga banyak
mengandung duri sehingga kurang diminati masyarakat. Selain itu ada
juga ikan bandeng yang berbau tanah, akan mengurangi cita rasa ikan
kendati telah dibuat dalam bentuk olahan. Ikan bandeng yang berbau tanah
juga sangat tidak disukai oleh banyak kalangan sehingga penggunaannya
sebaiknya dihindari. Bau tanah pada ikan bisa disebabkan oleh adanya
senyawa geosmin yang ditimbulkan oleh jamur Actinomycetes dan ganggang
biru Oscillatoria tenus. Hal ini sering terjadi pada tambak yang dangkal
dan letaknya jauh dari laut (tambak darat).
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah,
Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Anonimus. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Bandeng Tanpa Duri.
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Biro Pengembangan UMKM.
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0E854124-0871-4101-90D8-3CA7A1F85251/17965/bandengtanpadurirevised.pdf Aninomus. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Usaha Pengasapan Ikan. Bank Indonesia Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/1475D25D-A0CB-4E39-AF71-5BC6AD0C1B03/15954/UsahaPengasapanIkan.pdf
Nurjanah, Abdullah A, Kustiariyah. 2011. Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.
Saparinto,
Cahyo. 2009. Bandeng Cabut Duri dan Cara Pengolahannya. Dahara Prize.
Semarang. Saparinto, Cahyo. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar
Swadaya. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar