Kamis, 22 Februari 2018

CARA MEMBUAT JUS RUMPUT LAUT

Rumput laut selain dimanfaatkan sebagai bahan makanan juga dimanfaatkan sebagai bahan industri. Sebagai bahan makanan, salah satunya dapat diolah menjadi juice yang dapat dikonsumsi langsung dan dalam keadaan segar.
Jus rumput laut
Juice rumput laut sangat bergizi, enak dan cocok sebagai hidangan penutup. Juicerumput laut lebih nikmat dimakan apabila disajikan dalam keadaan dingin.

Berikut alat dan bahan yang digunakan :
1. ALAT
  • Panci
  • Talenan
  • Sendok pengaduk
  • Pisau
  • Piring
  • Timbangan
  • Wadah plastik
  • Sendok makan
  • Gelas
  • Blender
  • Wadah saringan plastik
  • Baskom
  • Loyang plastik
2. BAHAN
  • Rumput laut jenis E. Cottonii (basah) 1 kg
  • Susu kental manis 1 kaleng
  • Sirup Cocopandan hijau 1 botol
  • Sirup Cocopandan strawberry  1 botol
  • Jeruk nipis 300 gr
  • Selasih 1 botol
3. CARA PEMBUATAN
  • Cuci rumput laut kering 3-5 kali pencucian sambil ganti airnya.
  • Rendam rumput laut selama 2-3 hari, dan setiap hari air rendaman diganti pagi dan sore. Pada saat penggantian air, rumput laut sambil dibilas.
  • Cuci rumput laut dan rendam dengan perasan jeruk nipis selama 30 menit.
  • Cuci rumput laut hingga bersih dan tiriskan.
  • Haluskan rumput laut dengan menggunakan blender.
  • Buat larutan dengan mencampur air masak dan sirup yang sudah disiapkan.
  • Tambahkan susu kental manis dan gula.
  • Masukkan rumput laut yang sudah dihaluskan.
  • Masukkan selasih dan es batu.
  • Hidangkan dalam mangkuk/gelas, dan juice rumput laut siap dihidangkan.
Sumber : Modul Teknologi Hasil Pengolahan, BPPP Tegal

MENGENAL PERSIAPAN PERSIAPAN IKAN MAS

Ikan mas selama ini dikenal sebagai komoditi dengan nilai ekonomi tinggi. Persebarannya melingkupi hampir semua wilayah di Indonesia. Ikan yang juga dikenal dengan nama Karper (Latin: Cyprinus Carpio). Di Indonesia sendiri, budidaya ikan mas mulai gencar sejak tahun 1920. Bibit awal ikan mas diimpor dari Eropa, Taiwan, Cina dan Jepang. Hingga saat ini, setidaknya dikenal 10 jenis ikan yang dibedakan berdasar pada karakter morfologi ikan mas itu sendiri. Lebih cermatnya, silahkan simak uraian berikut ini.
Klasifikasi Ikan Mas
Sebelum mengurai ciri morfologi ikan mas, ada baiknya jika kita mencermati klasifikasinya dalam ilmu biologi sebagai berikut:
 Kerajaan    : Animalia
 Filum        : Chordata
 Kelas        : Actinopterygii
 Ordo        : Cypriniformes
 Famili        : Cyprinidae
 Genus        : Cyprinus
 Spesies    : Cyprinus carpio
Ciri Morfologi Ikan Mas Di habitat aslinya, ikan mas memijah di awal musim hujan. Proses pemijahan ikan mas dirangsang oleh bau tanah kering yang tersiram air hujan. Dalam budidaya pembenihan, ikan mas bisa dipijahkan sepanjang tahun tidak mengenal musim.
Kali ini alamtani akan mengulas hal-hal yang harus disiapkan sebelum melakukan pemijahan ikan mas, meliputi ciri indukan matang gonad, penyiapan kolam pemijahan, proses pemijahan dan penetasan telur. Sedangkan untuk cara memilih dan memelihara calon indukan ikan mas serta merawat benih hasil pemijahan, silahkan baca budidaya pembenihan ikan mas.
Ciri indukan matang gonad
Indukan betina dan jantan harus dipelihara di kolam terpisah sebelum dipijahkan. Pemeliharaan dilakukan hingga indukan memasuki masa matang gonad. Indukan matang gonad adalah indukan ikan yang telah masuk masa subur dan siap untuk melakukan pembuahan.
Secara umum indukan ikan mas betina yang ideal untuk dipijahkan berumur 1,5-2 tahun dengan bobot tubuh 2-3 kg. Sedangkan untuk ikan mas jantan lebih cepat memasuki masa matang gonad, yaitu pada umur 10-12 bulan dengan bobot tubuh 0,6 kg.
Ciri-ciri indukan ikan mas betina matang gonad:
 Perut bagian bawah lunak, bentuknya buncit dan membulat.
 Alat genital kemerahan dan mengembang agak terbuka.
 Bagian anus terlihat menonjol seperti membengkak
Ciri-ciri indukan jantan ikan mas matang gonad:
 Bila perut bagian bawah ditekan akan mengeluarkan sperma, cairan berwarna putih.
 Tubuh ramping dan gesit.
Pemberokan indukan ikan
Sebelum dipijahkan lakukan pemberokan pada indukan jantan dan betina. Pemberokan yang dimaksud adalah pemeliharaan indukan jantan dan betina dalam kolam terpisah, tanpa diberi makan selama 1-2 hari. Tujuan pemberokan untuk menghilangkan lemak disekitar kantong telur. Lemak yang menyelubungi kantong telur akan menghambat pelepasan sel telur ketika memijah.
Selain itu pemberokan juga bertujuan untuk menahan sementara keinginan memijah indukan. Dengan begitu saat waktunya dipijahkan kedua indukan saling tertarik dan melakukan pembuahan.
Menyiapkan kolam pemijahan
Kolam tanah paling cocok untuk melakukan pemijahan ikan mas. Persiapan yang harus dilakukan adalah penjemuran kolam, pengolahan tanah, pengapuran, pemupukan dan pengairan. Untuk mengetahui lebih lanjut silahkan baca persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.
Setiap indukan betina yang akan memijah membutuhkan luasan kolam 6 m2 per kg bobot tubuh, dengan kedalaman air kolam 60-80 cm. Misalnya, untuk indukan seberat 5 kg dibutuhkan kolam seluas 30 m2. Jadi, kolam seluas 100 m2 kira-kira bisa diisi oleh 3 indukan.
Hal lain yang harus dipersiapkan adalah kakaban. Fungsi kakaban dalam pemijahan ikan mas memberikan tempat untuk meletakkan telur-telur yang telah dibuahi. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dikasih pemberat agar tenggelam dalam air.
Lebar kakaban biasanya 40 cm, panjangnya bervariasi bisa dibuat 1-2 meter. Cara membuat kakaban adalah sebagai berikut:
 Ijuk disisir rapi dengan sisir kawat, diletakkan berjejer hingga sepanjang panjang kakaban.
 Kemudian siapkan dua bilah bambu untuk menjepit ijuk tersebut. Bagian yang dijepit adalah tengah, lihat gambar dibawah.
 Paku kedua bilah bambu tersebut agar menjepit ijuk dengan kuat.
cara pemijahan ikan mas
Bentuk kakaban dari Ijuk.
Kebutuhan kakaban untuk pemijahan ikan mas tergantung pada ukuran dan jumlah indukan. Untuk kakaban berukuran 40×100 cm dibutuhkan 5-6 kakaban per kg induk ikan mas. Misalnya, indukan sebesar 5 kg membutuhkan 25-30 kakaban.
Selanjutnya pasang kakaban di dasar kolam. Ikatkan kakaban pada patok yang menancap ke dasar kolam sehingga kakaban dalam posisi melayang. Tidak mengapung di atas air sekaligus juga tidak tenggelam di dasar kolam. Kira-kira berada dibawah permukaan air sekitar10-25 cm.
Pemijahan ikan mas
Secara umum terdapat dua cara pemijahan ikan mas, yakni dengan proses alami dan proses buatan. Proses pemijahan alami yaitu mengawinkan indukan dengan meletakkan ikan jantan dan betina dalam satu kolam, sehingga mereka melakukan perkawinan sendiri. Sedangkan proses buatan yaitu indukan betina dibuahi dengan bantuan manusia dengan cara penyuntikan hipofisa atau hormon dan pembuahan dilakukan secara in vitro.
Pemijahan buatan dengan penyuntikan hipofisa atau hormon dilakukan pada ikan-ikan yang sulit memijah. Ikan mas merupakan ikan yang mudah memijah. Pemijahan ikan mas buatan biasanya dilakukan oleh petani pembenihan yang menyediakan benih ikan secara kontinyu dan jumlahnya banyak.
Pada kesempatan kali ini yang dibahas hanya pemijahan ikan mas secara alami. Ada berbagai teknik pemijahan ikan mas secara alami. Biasanya masing-masing daerah punya kekhasan tersendiri. Salah satu yang terkenal adalah cara Sunda. Cara ini banyak dilakukan para pembudidaya di daerah Jawa Barat. Berikut ini langkah-langkahnya:
 Kakaban ijuk dipasang melayang dalam air, sekitar 10-15 cm dibawah permukaan air. Ikat kakaban pada patok yang menancap kuat agar tidak bergeser oleh aktivitas ikan saat memijah.
 Masukkan indukan betina dan jantan bersama-sama. Perbandingan bobot indukan betina dan jantan 1:1, sedangkan dari jumlahnya bisa 2:1 atau 3:1.
 Pelepasan induk biasanya berlangsung pada sore hari sekitar pukul 16.00-17.00. Proses pemijahan akan berlangsung dini hari sekitar pukul 01.00-06.00. Ditandai dengan ikan saling berkejaran dan bau amis menyelimuti air kolam.
 Amati kakaban setelah 24 jam sejak indukan dilepaskan di kolam pemijahan. Dalam tempo ini seharusnya kakaban sudah dipenuhi telur yang menempel. Kakaban yang sudah berisi telur digoyang-goyangkan agar bersih dari lumpur. Kemudian diangkat untuk dipindahkan ke kolam penetasan atau hapa. Kolam atau tempat penetasan harus sudah disiapkan setidaknya sehari sebelum proses pemijahan.
Selain cara Sunda ada berbagai cara lain dalam memijahkan ikan mas. Beberapa yang terkenal yaitu cara Cimindi, Rancapaku, Magek, Kantong, Dubisch dan Hofer.
cara pemijahan ikan mas
Kolam pemijahan ikan mas
Penetasan telur
Penetasan telur hasil pemijahan ikan mas bisa dilakukan di berbagai tempat atau wadah. Tempat yang biasa digunakan adalah bak semen, kolam terpal, akuarium, bak fiber atau kolam. Apabila kita ingin menetaskan telur di kolam, misalnya di kolam pemijahan harus dilengkapi dengan hapa.
Hapa adalah jaring halus berukuran 1 mm atau lebih kecil dari ukuran telur yang diletakkan di dalam kolam. Bentuk hapa seperti jaring apung yang ada di waduk-waduk.
Setelah proses pemijahan selesai, segera pindahkan kakaban yang dipenuhi telur ke tempat pemijahan. Bersihkan terlebih dahulu kakaban dari lumpur dengan digoyang-goyangkan secara lembut. Kemudian angkat dan pindahkan ke kolam penetasan atau ke dalam hapa. Tempat penetasan sebaiknya terlindung dari air hujan dan panas yang berlebihan.
Untuk mencegah tumbuhnya jamur, air di kolam penetasan bisa diberikan methylen blue.  Sedangkan untuk penetasan di hapa, kakaban bisa rendam terlebih dahulu dalam air yang sudah dicampur methylen blue. Kemudia letakan kakaban sekitar 5-10 cm dibawah permukaan air.
Pada suhu ideal yaitu 28-30oC, telur akan menetas dalam 1-3 hari. Setelah menetas menjadi larva, tidak perlu langsung dikasih pakan. Karena larva masih membawa nutrisi yang terdapat dalam kuning telur. Setelah berumur 2-3 hari, larva bisa diberi pakan.
Salah satu jenis pakan yang bisa diberikan untuk larva adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian dilumat, satu butir kuning telur dicampur dengan satu liter air lalu diberikan ke benih ikan. Pemberian makan sehari dua kali setiap pagi dan sore.
Pemeliharaan di kolam penetasan berlangsung sampai larva berumur satu minggu. Ukuran larva mencapai 1-2 cm. Selanjutnya larva dipindahkan ke kolam pendederan untuk proses pembesaran benih. Proses selanjutnya bisa dibaca di sini.
—-
Referensi
    Kamus pertanian umum. 2013. Penebar Swadaya, Jakarta
    Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas. Diakses 27 Agustus 2014.
    Gusrina. 2008. Budidaya ikan, jilid 1. Buku ajar kelas X SMK. Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
    Budi Santoso. 1993. Petunjuk praktis budidaya ikan mas. Kanisius, Yogyakarta

PENYAKIT TUBERCULOSIS PADA IKAN


Gambar. Ikan terserang penyakit Tuberculosis
(Sumber: http://www.koi-pond-guide.com)

Mycobacteriosis adalah penyakit subakut dan kronik, ditandai dengan terbentuknya granuloma. Penyakit ini umumnya terjadi pada ikan-ikan yang dipelihara pada akuarium dalam jangka waktu yang lama atau dibudidaya secara intensif.
Bakteri Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei adalah penyebab penyakit “Mycobacteriosis” pada ikan atau juga dikenal dengan “Fish Tuberculosis” dan “Piscine Tuberculosis”. Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan dan mempunyai gejala penyakit yang mirip. Bakteri Mycobacterium sp. dikenal ada dimana-mana dalam air dan sedimen serta telah diketahui menyerang berbagai jenis ikan laut dan tawar (167 spesies), baik ikan konsumsi, ikan hias, maupun udang galah serta semua udang penaeid. Ikan yang dipelihara dalam akuarium cenderung lebih besar kemungkinan terserang penyakit “Mycobacteriosis” dibanding ikan budidaya atau ikan liar.
Inang utama bakteri ini adalah jenis ikan air tawar seperti Gurame (Osphronemus gouramy), Cupang (Beta splendens), Katak lembu (Rana catesbeiana), Salmonidae, Gud (Gadus morchua), Karper (Cyprinus carpio), dan Gabus (Opiocephalus striatus). Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei dapat diidentifikasi melalui gejala klinis, isolasi dan identifikasi (morfologi, biokimia) dan molekuler.
Gejala klinis (eksternal)
Gejala klinis Mycobacteriosis pada ikan bervariasi, dan sering kali menyerupai gejala penyakit lain. Gejala klinis dapat dilihat pada ikan yang terserang pada stadia akut atau kronis, namun kadang kala tidak terlihat gejala klinis pada ikan yang terserang. Pada stadia kronis gejala klinis yang paling sering terlihat adalah ikan mengalami aneroksia (tidak mau makan, kurus, lesu, memisahkan diri dari yang lain dan mencari lubang untuk bersembunyi), lesi nodul di kulit, tukak (ulcer) dan hemoragi dapat terjadi mengikuti ruptula dari lasi urat. Gejala klinis tambahan berupa exophtalmus (mata yang menonjol), pembesaran perut dan lordosis, kerdil dan insang yang pucat. Kadang terjadi ekor dan sirip yang patah. Pigmentasi pada kulit juga berkurang kecerahannya. Bentuk akut jarang terjadi, tetapi gejala ini dicirikan oleh angka kesakitan dan kematian yang cepat.
Gejala internal
Lesi Mycobacteriosis dapat terjadi pada saluran pencernaan, atau pada kulit dan insang. Granuloma kecil dan putih sampai abu-abu dapat dilihat di bawah mikroskop atau secara kasat mata dapat ditemukan pada tiap organ tubuh. Granuloma itu dapat bersifat menyebar (terpisah), berkelompok atau perpaduan diantara keduanya. Dapat bersifat keras atau lunak dengan ukuran 80-500 ÎŒm dan nekrosis berbentuk menyerupai keju dapat terjadi di bagian tengahnya. Limpa, ginjal dan hati adalah organ yang paling sering terserang dan akan tampak membesar dan menjadi lebih lunak. Peritonitis dan edema juga dapat terjadi pada beberapa ikan yang berakibat pada organ viscera akan membengkak dan menyatu oleh adanya membran keputihan di sekitar daerah nekrosis tersebut dan yang meluas di mesenterium (selaput rongga perut).
Patogenesis
Patogenisis tuberculosis belum jelas, yang jelas adalah kerusakan organ dalam (ginjal, hati dan limpa membesar dan menjadi lunak), kurus dan kemudian mati. Secara normal, lesi terdapat pada kulit dan organ dalam. Dengan irisan histologi akan terlihat focal granuloma yang terdiri dari sel epiteloid dan makrofag, dengan ukuran antara 80-500 ÎŒm. Perkembangan penyakit “Mycobacteriosis” kronis sangat lambat, sehingga bakteri untuk dapat terdeteksi membutuhkan waktu sampai 2 tahun atau lebih. Apabila terjadi luka akan kehilangan protein plasma dan ikan sangat mudah terserang infeksi sekunder. Belum jelas apakah Mycobacterium memproduksi toksin. Ikan budidaya akan lebih sensitif terhadap infeksi karena stres oleh kepadatan yang tinggi.
Epidemiologi
Kejadian Mycobacterius pada ikan yang dipelihara di aquarium berkisar antara 10-22% sedang pada populasi ikan di alam 10-100% dapat terinfeksi. Wabah pada penyakit ikan yang dibudidayakan berkaitan dengan faktor  Borok pada ikan sepat yang terinfeksi bakteri Mycobacterium managemen seperti kualitas dan kuantitas air dan nutrisi yang kurang.
Penyebaran penyakit
“Mycobacteriosis” diketahui dapat terjadi baik horizontal maupun vertikal. Ikan yang memakan ikan yang terinfeksi, kontak dengan air dan feces dari ikan yang terinfeksi juga akan dapat tertular. Bakteri Mycobacterium sp. juga diketahui dapat ditransfer melalui telur ikan dari induk yang terinfeksi. Disamping itu infeksi Mycobacterium sp. Juga dapat terjadi melalui luka (termasuk akibat infeksi ektoparasit). “Mycobacteriosis” ikan di Indonesia ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi utara menyerang banyak spesies air tawar dan laut khususnya ikan hias (akuarium). Pengobatan dan Pengendalian Kanamisin + Vitamin B-6 selama 30 hari adalah pengobatan yang paling efektif yang diketahui untuk TB. Ikan harus dikarantina selama masa pengobatan. vitamin dalam bentuk cair yang dapat ditemukan di toko obat setempat merupakan sumber yang baik vitamin B-6. Satu tetes per setiap 5 galon air akuarium. Ganti vitamin sesuai dengan berapa banyak air yang berubah di tangki selama waktu pengobatan.
Sumber:
INFOKARIKAN. Edisi 7 VOL. II Bulan Mei-Agustus 2010.

Selasa, 20 Februari 2018

BUDIDAYA IKAN CUPANG YANG MENGUNTUNGKAN

Budidaya Ikan Cupang - Ikan cupang adalah salah  satu ikan hias yg gampang dipelihara. Budidaya ikan cupang tidak membutuhkan atau memerlukan tempat luas dan modal yang akbar. Bisa dilakukan menjadi bisnis rumahan.

Ikan cupang (Betta sp.) merupakan ikan air tawar menurut daerah tropis. Banyak ditemukan pada perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hayati berkelompok. Habitatnya terdapat pada rawa-rawa, danau, & sungai yang arusnya tenang.

Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya. Sanggup hayati dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara pada toples kecil tanpa menggunakan aerator. 


Kemampuan ini didapat lantaran ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut sanggup membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.

Jenis ikan cupang

Budidaya Ikan Cupang
IKAN CUPANG
Dilihat berdasarkan kecamata para pehobi dikenal 2 macam ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang adu. Cupang hias dipelihara buat dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang adu dipelihara buat pada adu. Perlu diketahui, di beberapa negara mengadu cupang termasuk tindakan ilegal.

Cupang hias & cupang adu dibedakan berdasarkan bentuk & sifat agresifitasnya. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan lihat perbedaan cupang hias vs cupang adu.

Masyarakat ilmiah mencatat lebih menurut 73 spesies ikan cupang yang ada pada bumi ini. Namun tidak seluruh menurut spesies tersebut terkenal sebagai ikan peliharaan. 

Spesies ikan cupang yg beredar di pasaran kebanyakan dari berdasarkan gerombolan  splendens complex, yang terdiri dari Betta splendens, Betta stiktos, Betta mahachai, Betta smaragdina & Betta imbellis. 

Serta varian hasil silangan berdasarkan spesies-spesies tersebut. Lihat pula jenis-jenis ikan cupang.

Memilih indukan ikan cupang

Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yg wajib  disiapkan merupakan mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin dari menurut keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan & betina pada tempat terpisah.

Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina telah masuk pada fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah memperlihatkan siap kawin merupakan menjadi berikut.

Untuk cupang jantan:

Berumur setidaknya 4-8 bulan
Bentuk badan panjang
Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
Gerakannya militan dan lincah
Untuk cupang betina:
Berumur setidaknya tiga-4 bulan
Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
Siripnya pendek dan warnanya kusam nir menarik
Gerakannya lambat

Pemijahan ikan cupang

Setelah indukan jantan & indukan betina siap untuk memijah, sediakan loka berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan berukuran 20x20x20 cm. Siapkan jua gelas plastik buat loka ikan cupang betina. Sediakan pula tanaman  air seperti kayambang.

Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang sanggup membentuk sampai 1000 buah telur. Telur tersebut akan menetas dalam saat 24 jam sehabis pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang relatif tinggi. Dalam satu kali kawin umumnya hanya bisa dipanen 30-50 ikan cupang hayati.

Indukan jantan bisa dikawinkan sampai 8 kali menggunakan interval saat sekitar dua-tiga minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Jika dipaksakan, dalam perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.

Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:

Isi loka pemijahan dengan air bersih dengan tinggi 10-15 cm. Seabagai catatan pakai air tanah atau air sungai yg jernih. Endapkan terelebih dahulu air yg akan dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam bungkus atau air PAM yang berbau kaporit.

Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman  air, menjadi tempat burayak berlindung. Tapi penempatan flora air jangan terlalu padat. Karena flora air berpotensi merogoh oksigen terlarut yg ada pada air.

Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan tadi selama satu hari pada wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya buat menyimpan telur yg sudah dibuahi. 

Untuk memancing si jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina namun dipisah. 

Caranya, ikan betina dimasukkan pada gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan ke pada aquarium dimana ikan jantan berada.

Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang umumnya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. 

Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah menggunakan koran atau letakkan pada ruang yg terhindar berdasarkan hilir mudik orang & bunyi bising.


Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. 

Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yg telah dibuahi & meletakkannya dalam gelembung-gelembung tersebut. Jika indukan betina nir diangkat, maka telur-telur yang sudah dibuahi akan dimakan si betina.

Setelah sekitar satu hari telur-telur tadi akan sebagai burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak perlu diberi pakan karena terdapat nutrisi yang terbawa pada telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.

Setelah tiga hari terhitung semenjak telur menetas, berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan tidak boleh berlebihan atau banyak lantaran pakan akan mengotori air & mengakibatkan kematian pada burayak. kematian ini karena pakan yang tak termakan akan menjadi zat beracun bagi ikan cupang.

Indukan jantan baru diambil selesainya burayak berumur 2 minggu terhitung semenjak menetas. Pindahkan burayak tadi dalam wadah yang lebih akbar & berikan kutu air yg lebih akbar atau larva nyamuk.

Setelah 1,lima bulan, ikan sudah mampu dipilah menurut jenis kelaminnya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.

Pakan ikan cupang

Pakan favorit yg biasa diberikan dalam ikan cupang merupakan kutu air , cacing sutera & larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya tiga-4 kali sehari. Semakin seringkali frekuensinya semakin baik. 

Lebih baik sedikit demi sedikit akan tetapi sering berdasarkan dalam sekaligus poly. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang mampu mengakibatkan berkembangnya penyakit.

Kutu air mampu didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya menurut toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita sanggup membudidayakan kutu air sendiri. Silahkan lihat cara budidaya kutu air daphnia & moina.

Perawatan ikan cupang

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara pada akuarium tanpa memakai aerator. Ikan ini tahan terhadap syarat air yg minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk permanen menjaga kualitas air menggunakan memberinya aerasi & filter pembersih. Agar ikan sanggup berkembang paripurna dan selalu pada syarat bugar. Terutama buat perawatan ikan kontes.

Tidak disarankan memelihara lebih menurut satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih jika berukuran akuariumnya mini   dan tidak terdapat loka berlindung. Ikan-ikan tadi mampu saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya nir mulus dan warnanya kurang keluar.

Khusus buat ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca mini  . Berdasarkan beberapa pengalaman, supaya ikan lebih militan simpan di loka yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. 

Karena ikan cupang aduan akan terus pada syarat siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat nir tembus pandang pada antara toples-toples tadi.

Gantilah air yang masih ada pada wadah secara berkala. Lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan dalam dasar wadah. Penumpukan tadi sanggup mengakibatkan penyakit bahkan kematian pada ikan lantaran pencemaran air.

Sumber : Blog Penyuluh Perikanan

Jumat, 16 Februari 2018

Branding Produk Kelautan dan Perikanan

Dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan, produk dan fasilitasi akses pasar produk UMKM perikanan dalam menghadapi persaingan usaha dan perdagangan global, khususnya ke jaringan pasar ritel modern, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan cq Direktorat Pemasaran Dalam Negeri adalah fasilitasi branding produk perikanan. Yang dimaksud dengan branding pada fasilitasi branding produk perikanan adalah branding terhadap produk. Branding terhadap produk adalah memberi identitas khusus pada UMKM perikanan yang telah dibina, dengan merk FREEZE & FRESH. Tujuannya, agar konsumen mengenali merk ini sebagai produsen penyedia produk hasil perikanan yang berkualitas, kontinyu dan diolah dengan memperhatikan prinsip – prinsip sanitasi dan hygiene, jaminan mutu dan keamanan pangan serta lebih beragam sesuai dengan preferensi konsumen.

Bisnis-Olahan-Lele-Semakin-Marak

Tujuan Fasilitasi Branding Produk Perikanan
Tujuan fasilitasi branding produk perikanan adalah peningkatan kapasitas produk UMKM Perikanan supaya memiliki daya saing sesuai standard pasar ritel modern. Branding produk perikanan merupakan salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan, produk dan fasilitasi akses pasar hasil perikanan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama instansi lain, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah :

Produk memiliki market opportunity (peluang pasar), karena mengikuti trend produk di Indonesia / Global;
Produk dihasilkan dari proses produksi yang baik dan benar memenuhi standar sanitasi dan hyginies dan melalui proses Uji Laboratorium;
Produk memiliki perijinan edar lengkap;
Produk mengikuti speksifikasi yang direkomendasikan;
Produk telah dihitung HPP dan strategi penetapan harga jual ke konsumen;
Produk bisa diproduksi secara terus menerus;
Produk dikemas secara modern.
Yang dimaksud dengan komponen fasilitasi branding produk perikanan adalah unsur terkait dalam pelaksanaan fasilitasi branding produk perikanan. Komponen tersebut terdiri dari :

Produk perikanan merupakan produk konsumsi yang dihasilkan oleh UMKM Perikanan Indonesia;
UMKM adalah produsen produk perikanan dengan skala usaha mikro, kecil dan menengah;
Pemerintah Pusat adalah Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan;
Pemerintah Daerah adalah Dinas Kelautan dan Perikanan atau unit yang membidangi Kelautan dan Perikanan pada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota;
Lembaga Penyangga Pemasaran adalah lembaga yang memenuhi syarat – syarat khusus sebagai distributor produk yang akan dipasarkan ke ritel modern;
Merk/Brand Produk adalah: Freeze & Fresh. Identitas tersebut akan dipakai dalam pemasaran produk UMKM perikanan di ritel modern;
Ritel Modern adalah badan usaha swasta yang akan menerima, menampung dan memasarkan produk UMKM yang sudah memenuhi standard pasar ritel modern;

Sumber: Pedoman Fasilitasi Branding Produk Perikanan

Kamis, 15 Februari 2018

Potensi, Distribusi, dan Klasifikasi Rumput laut

Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan berpotensi besar untuk pengembangan industri perikanan berbasis rumput laut. Pada saat ini pengembangan industri rumput laut masih menjadi salah satu program revitalisasi Kementrian Kelautan dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang devisa negara terbesar setelah komoditas udang dan tuna. Pengembangan industri rumput laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini disebabkan karena tehnik pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,, sehingga usaha tersebut dapat dilakukan secara masal. Disamping itu permintaan terhadap rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik maupun internasional selalu menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.

Biologi dan Ekologi Rumput Laut 
Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor faktor oseanografi. (Fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut), serta jenis substart dasarnya. Untuk pertrumbuhannya rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya. Perkembang biakan rumput laut dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta secara tidak kawin dengan melalui vegetatif dan konjugatif.

Beberapa jenis rumput laut di Indonesia yang bernilai ekonomis seperti Eucheuna sp dan Hypnea sp  yang juga disebut carrageenophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut karagenan, Glacelaria sp dan Gelidium sp  yang juga disebut agarophyte menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Sementara Sargassum sp  yang disebut juga alginophyte menghasilkan metabolit primer yang disebut alginat.

Wilayah Sebaran Rumput Laut di Indonesia.Suatu karunia Allah SWT yang patut disyukuri, bahwa dua pertiga dari wilayah Indonesia berupa laut. Berbagai potensi biota laut terkandung didalamnya, diantaranya adalah algae ( ganggang laut). Gulma laut atau rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga("ganggang"). 

Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat hidup diatas substrat pasir dan karangmati. Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, gulma laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, gulma laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, gulma laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera utara dan Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam. 

Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii   dan Gracilaria spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya gulma laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir KabupatenAdministrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi,Maluku Pulau Lombok  dan Papua.

Wilayah sebaran jenis rumput laut ekonomis penting di Indonesia, tersebar diseluruh kepulauan.Untuk rumput laut yang tumbuh alami ( wild stock) terdapat di hampir seluruh perairan dangkal Laut Indonesia yang mempunyai rataan terumbu karang. Sedangkan sebaran rumput laut komersial  yang dibudidayakan hanya terbatas jenis Eucheuma dan Glacelaria. Jenis Eucheuma dibudidayakan di laut agak jauh dari sumber air tawar, sedang Glacelaria dapat dibudidayakan dilaut dekat dengan muara sungai karena untuk jenis ini salinitas yang sesuai berkisar antara 15 – 25 per mil.  Lokasi budidaya Eucheuma tersebar diperairan pantai di beberapa Kepulauan Riau,Bangka Belitung,Lampug selatan, Pulau Panjang (Banten) Pulau Seribu, Karimun Jawa ( Jawa tengah) Selatan Madura,Nusa dua,Nusa Lembongan dan Nusa Penida (Bali) , Lombok barat,Lombok tengah (Teluk Ekas) Sumbawa,Larantuka Teluk Maoumere, Sumba,Alor,Kupang, P Rote,Sulawesi utara, Gorontalo,Bualemo,Bone Bolango, Samaringa (Sulawesi tengah) Sulawesi tenggara, Jeneponto, Takalar,Selayar, Sinjai dan Pangkep ( Sulawesi selatan); Seram Ambon, dan Aru (Maluku), Biak serta Sorong.Sementara untuk budidaya Glacelaria dalam tambak tersebar luas di daerah daerah serang (Banten) Pantai Utara Jawa 
(Bekasi,Karawang,Subang Cirebon,Indramayu Pemalang, Brebes,  dan Tegal). Sebagian pantai utara Jawa timur ( Lamongan dan Sidoarjo) untuk derah di luar pulau Jawa hampir di semua perairan tambak Sulawesi selatan dan Lombok barat serta Sumbawa. Produksi rumput laut nasional tahun 2010 mencapai 3,082 juta ton, di atas target yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 2,574 juta ton dan rumput laut sudah menjadi komoditas unggulan dan menjadi penyumbang utama produksi perikanan budidaya. (KKP,2010)  Untuk menopang salah satu produk unggulan ini, maka hal hal yang harus diketahui adalah pengenalan  jenis rumput laut yang ada di Indonesia serta penanganan sampai menjadi produk setengah jadi atau rumput laut kering.

Sumber :
Sudariastuti, Endang. 2011. Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan KP-BPSDMKP. Jakarta

Rabu, 14 Februari 2018

MENGENAL PAKAN ALAMI UNTUK IKAN

Pakan alami adalah makanan yang keberadaannya tersedia di alam. Sifat pakan alami yang mudah dicerna digunakan sebagai pakan benih ikan karena benih ikan memiliki alat percernaan yang belum sempurna. Oleh karena itu, pakan alami merupakan pakan yang tepat untuk benih, sehingga kematian yang tinggi pada benih ikan dapat dicegah (Lingga, 1989).
Keunggulan dari pakan alami sebagai pakan benih ikan antara lain pakan alami memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, mudah dicerna, gerakan pakan menarik perhatian ikan (Djarijah, 1995). Ukuran diameter pakan yang relatif kecil sehingga benih ikan mudah memakannya, dan tidak mencemari media pemeliharaan dibandingkan dengan pakan buatan (Lingga, 1989). 
Kerugian yaitu seringkali pakan alami bersifat musiman, sehingga pada saat tertentu sulit didapat. Dapat membawa hama dan penyakit, seperti cacing sutra, yang hidup pada lumpur tercemar, sehingga bisa mengimpor bakteri terhadap lingkungan akuarium. Hama seperti larva capung atau hydra bisa secara tidak sengaja masuk ke akuarium dan memangsa burayak (Dharmawan, 2010).
Cacing sutra memiliki warna tubuh yang dominan kemerah-merahan. Ukuran tubuhnya sangat ramping dan halus dengan panjang 1-2 cm. Cacing ini sangat senang hidup berkelompok  atau bergerombolan karena masing-masing individu berkumpul menjadi koloni yang sangat sulit diurai dan saling berkaitan satu sama lainnya. Dasar perairan yang paling banyak mengandung bahan organik terlarut merupakan habitat kesukaannya. Membenamkan kepala merupakan kebiasaan cacing ini untuk mencari makanan (Khairuman, 2008). 
Cacing sutra sering digunakan dalam pembudidayaan ikan hias. Kandungan gizi dari cacing sutra, terdiri dari protein 57,50%, lemak 13,50%, serat kasar 2,04%, abu 3,60% dan kadar air sebesar 87,19%. Keunggulannya adalah memiliki kandungan protein yang mampu memacu pertumbuhan ikan lebih efesien (Lingga, 1989).
Pakan Buatan
Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Jumlah dan kualitas protein mempengaruhi pertumbuhan optimal ikan. Karena zat ini merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Karena itu, dalam menentukan kebutuhan zat makanan, kebutuhan protein perlu dipenuhi terlebih dahulu (Khairuman, 2003).
Pakan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Pakan harus dapat dimakan oleh ikan, maksudnya kondisi pakan harus baik dan ukuran pakan harus sesuai dengan ukuran mulut ikan.
2. Pakan harus mudah dicerna.
3. Pakan harus dapat diserap oleh tubuh ikan.
Apabila ketiga persyaratan diatas dapat dipenuhi, pemberian pakan akan memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan (Khairuman, 2002).
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan (Dharmawan, 2010).
Berdasarkan tingkat kebutuhannya pakan buatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu ;
(1) pakan tambahan,
(2) pakan suplemen
(3) pakan utama.
Pakan tambahan adalah pakan pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, namun jumlahnya belum memadai untuk tumbuh dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai pakan tambahan. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami. Sementara pakan utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar pakan alami (Dharmawan, 2010).
Dalam pembuatan pakan ikan, pertama-tama perlu diperhatikan tentang pemilihan bahannya. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
- Mempunyai nilai gizi tinggi
- Mudah diperoleh 
- Mudah diolah
- Tidak mengandung racun
- Harga relatif murah
- Tidak merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan (Mujiman, 1991).
Jenis-jenis Pakan
Berdasarkan bahan bakunya, pakan buatan memiliki dua karakter, yakni pakan pakan basah dan pakan kering.
a. Pakan basah
Pakan basah adalah pakan ikan yang bahan penyusunnya mengandung kadar air lebih dominan. Karakter pakan seperti ini sengaja dibuat agar larva dan burayak ikan lebih mudah mengomsumsi dan mencernanya. Jenis pakan basah ini beragam bentuknya, dari larutan emulsi, larutan suspensi, sampai bentuk pasta. 
Pada bentuk emulsi, bahan-bahan yang terlarut menyatu dengan air sebagai pelarutnya. Apabila dipegang, terasa agak liat mirip lem encer. Contohnya adalah sari kacang kedelai yang sudah diramu dengan vitamin serta tambahan protein dari kuning telur.  Pakan berbentuk suspensi, bahan terlarutnya tidak menyatu dengan pelarutnya karena mengandung partikel-partikel halus yang tidak dapat larut. Contohnya adalah bubuk spirulina yang ditebarkan dalam kolam pemeliharaan ikan. Pakan bentuk pasta adalah pakan hasil adonan yang berbentuk gumpalan - gumpalan.
b. Pakan kering
Pakan kering adalah pakan ikan yang bahan penyusunnya mengandung sedikit kadar air, yakni sekitar 5-20 persen. Persentase kandungan air ini sengaja dibuat agar pakan bisa disimpan lebih lama dan mengapung diperairan. Kandungan air yang ada dalam pakan digunakan untuk melarutkan komposisi bahan-bahan penyusunnya agar mudah diramu. Bentuk pakan kering cukup beragam, seperti granule (butiran), flake (remah), pellet (bulat), dan stick (batang) (Tiana, 2004).
Pelet
Pelet adalah bentuk  pakan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan, kemudian dicetak sehingga bentuknya merupakan batangan kecil-kecil. Panjangnya biasanya berkisar antara 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran dan juga tidak berupa larutan (Mujiman, 1991).
Pakan yang tidak mudah hancur dalam air, minimum tahan dalam air sekitar 10 menit. Pakan yang tidak cepat tenggelam antara lain pakan buatan berbentuk butiran dengan diameter 2-5 mm yang populer disebut pelet. Pakan yang akan melayang dalam air dan tidak hancur selama 2-3 menit akan lebih baik. Pakan yang baik memberikan aroma yang dapat menarik dan merangsang nafsu makan ikan. Pakan yang baik dapat disimpan maksimum 2 bulan tanpa berubah kualitasnya (Tim lentera, 2002).
Bahan Baku
1 Ampas tahu
Ampas tahu merupakan hasil sisa perasan bubur kedelai. Ampas ini mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera ditangani dengan cepat. Pemanfaatan ampas tahu menjadi pakan merupakan pengolahan yang paling mudah karena hanya dengan cara mengeringkannya. Ampas tahu yang dihasilkan segera dikeringkan. Dalam kondisi kering, ampas tahu dapat disimpan lama (Sarwono, 2003).
Biasanya para pengusaha tahu akan membuang ampas tahu begitu saja dan dibiarkan sampai membusuk. Ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan dalam kondisi masih baik atau tidak busuk. Ampas tahu merupakan sumber protein (Khairuman, 2002). Kandungan gizi tepung ampas tahu adalah protein 23,55%, lemak 5,54%, karbohidrat 26,92%, serat kasar 16,53%, abu 17,03% dan air 10,43% (Mujiman, 1991).
2 Tepung ikan
Tepung ikan yang baik berasal dari jenis ikan yang kadar lemaknya rendah. Bau khusus suatu jenis ikan kadang-kadang juga mempengaruhi daya tariknya, sehingga lebih merangsang. Ikan-ikan rucah (tidak bernilai ekonomis penting) dari sisa-sisa hasil pengolahan biasanya merupakan bahan baku yang penting untuk pembuatan tepung ikan (Mujiman, 1991). Tepung ikan yang berbau tengik, menandakan bahwa kualitas tepung ikan sudah menurun, demikian juga dengan kandungan gizinya. Sehingga tidak ekonomis lagi jika digunakan dalam pembuatan makanan ternak atau ikan (Suryana, 2013).
Tepung ikan yang memiliki kandungan lemak tinggi, akan menurunkan kualitas tepung ikan, meskipun kandungan protein tinggi. Kandungan lemak yang tinggi, menyebabkan tepung ikan mudah menjadi tengik dan tidak dapat disimpan lama (Murtidjo, 2001). Kandungan gizi tepung ikan adalah protein 22,65%, lemak 15,38%, abu 26,65%, serat 1,80% dan air 10,72% (Dharmawan, 2010).
3 Tepung darah
Darah ternak merupakan limbah dari rumah pemotongan hewan/ ternak. Limbah ini dapat diolah menjadi tepung darah dan dapat digunakan sebagai bahan baku pakan ikan, karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Namun, tepung darah sukar dicerna oleh ikan. Oleh karena itu, bahan baku ini disarankan hanya digunakan sebagai bahan campuran dengan jumlah tidak melebihi 10% (Kordi, 2004).
Darah hewan tersebut dipanaskan sampai 100oC sehingga membentuk gumpalan, kemudian dikeringkan dan dipres (tekanan tinggi) untuk mengeluarkan serum yang tersisa. Setelah itu dikeringkan dengan pemanasan lagi dan akhirnya digiling. Tepung darah hewan ini biasanya berwarna coklat gelap dengan bau yang khas (Darmono, 1993).
Darah yang berasal dari hewan yang dipotong ditampung lalu diolah menjadi tepung. Seekor ternak bila dipotong akan menghasilkan darah sekitar 79% dari bobot badannya (Suharno, 1998). Kandungan gizi tepung darah adalah protein 71,45%, lemak 0,42%, karbohidrat 13,12%, abu 5,45%, serat 7,95% dan air 5,19 (Dharmawan, 2010).
4  Daun keladi
Makanan yang sering dimakan oleh ikan tawar adalah daun keladi (Colocasia estulata Schott), ketela pohon (Manihot utilissima Bohl), pepaya (Carica papaya Linn). Konon yang paling bagus untuk makanan ikan adalah daun keladi. Namun daun ini tidak boleh langsung diberikan pada ikan. Harus dikeringkan dahulu agar getahnya kering. Bagian-bagian daun keladi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan misalnya umbi, tangkai, dan daun keladi (Susanto, 2000). Komposisi gizi daun keladi menurut Widayati (1998) adalah protein 4,4 gram, lemak 1,8 gram, karbohidrat 12,2 gram, serat 3,4 gram dan kadar air 79,6%.
5 Tepung Tapioka
Tepung tapioka atau tepung kanji berfungsi sebagai perekat agar bahan baku yang ada dalam pakan dapat bersatu menjadi campuran yang homogen dan sebagai pengikat antar komponen. Dengan demikian pakan tidak mudah hancur terurai kembali ketika dimasukkan kedalam air. Bahan jadi perekat tersebut juga dapat berfungsi sebagai sumber berbagai zat makanan. Tepung tapioka tersebut apabila kita larutkan dalam air panas akan menghasilkan larutan kental yang lekat seperti lem encer. Jumlah penggunaan bahan perekat ini dapat mencapai 10% dari seluruh bobot ramuan (Mujiman, 1991).  Kandungan nutrisi bahan tepung tapioka adalah protein 8,09%, lemak 1,30%, karbohidrat 77,30%, abu 0,06% dan air 13,25% (Lukito, 2007).
Kandungan Nutrisi Pakan
Yang dimaksud dengan nutrisi untuk ikan adalah kandungan gizi yang dikandung pakan, yang diberikan kepada ikan peliharaan. Apabila pakan yang diberikan ikan peliharaan mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi, maka hal ini tidak saja akan menjamin hidup dan aktivitas ikan, tetapi juga akan mempercepat pertumbuhannya. Beberapa komponen nutrisi yang penting dan tersedia dalam pakan ikan antara lain protein, karbohidrat, lemak, dan serat kasar (Kordi, 2004).

Selasa, 13 Februari 2018

PENGGUNAAN VAKSIN PADA IKAN

Budidaya ikan tak lepas dari beberapa hambatan yang harus dilalui dan dipecahkan. Salah satu penghambat dalam budidaya perikanan adalah adanya penyakit yang menyerang ikan. Cara penanganan ikan yang sakit (atau pengendalian penyakit) bisa dengan pencegahan maupun pengobatan.

Obat dan antibiotika efektif dalam pengobatan penyakit parasitikdan bakterial, tetapi antibiotika menimbulkan masalah, antara lain resistensi bakteri, residu antibiotika di ikan (untuk keamanan pangan) dan residu antibiotika di perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Karena itulah beberapa produk perikanan Indonesia di tolak pasar Uni Eropa karena terdapat residu antibiotik.

Cara yang paling murah dan efisien dalam pengendalian penyakit adalah dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang tepat mutu, tepat jumlah,dan tepat pemberiannya. Salahsatu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai diaplikasikan adalah dengan cara menimbulkan kekebalan tubuh.
Gerakan Vaksinasi Ikan
Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan imunostimulator lain. Prinsip dasar vaksinasi yaitu memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan sehingga antigen tersebut merangsang system imun tubuh ikan untuk memproduksi antibodi(kekebalan specifik). Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan. Vaksinasi memiliki beberapa keunggulan, yaitumampu menggantikan antibiotik, tidak ada dampak negatifpada ikan, tanpa residu berbahaya, tidak membuat patogen resisten, serta bisa diterima pasar (ekspor). (sumber)

Mengapa VAKSINASI IKAN..??
Dalam budidaya oerikanan faktor yang diperlukan untuk memperoleh kemungkinan pencapaian Survival Rate (SR) tertinggi, yaitu:

  1. Nutrisi yang baik
  2. Benih berkualitas yang baik
  3. Cara penanganan dan budidaya yang baik
  4. Diterapkan manajemen kesehatan
  5. Vaksin merupakan metode terbaik untuk meningkatkan SR dan keuntungan budidaya ikan. 

Apa itu VAKSIN..?
Suatu produk biologi yang terbuat dari mikroorganisme, komponen tersebut yang telah dilemahkan, dimatikan atau direkayasa genetika dan berguna untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktiv.

Persyaratan VAKSIN yang ideal
Penggunaan vaksin pada ikan budidaya harus memperhatikan beberapa faktor sehingga dalam penggunaan vaksin akan tepat guna dan manfaat. Adapun persyaratan vaksin yang ideal adalah sebagai berikut :
  1. Aman bagi ikan, lingkungan air dan konsumen
  2. Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu
  3. Vaksin harus dapat melindungin ikan dalam waktu yang lama minimal satu siklus produksi
  4. Mudah didapat, mudah diterapkan dan ekonomis
  5. Terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pertimbangan dalam melakukan VAKSINASI IKAN
  1. Spesies ikan
  2. Status sistem imun
  3. Siklus produksi dan siklus hidup
  4. Penyakit apa yang akan dikendalikan
  5. Kapan wabah penyakit biasa terjadi
  6. Tingkat  teknologi yang diterapkan
  7. Lingkungan (temperature)
  8. Faktor-faktor stress
  9. Nutrisi
Metode VAKSINASI IKAN
  1. Perendaman
  2. Media Pakan
  3. Penyuntikan
Hal-hal yang perlu diketahui saat aplikasi VAKSIN pada ikan, antara lain :
  1. Pemberian vaksin pada ikan melalui teknik yang direkomendasikan misalkan melalui penyuntikan, perendaman atau melalui pakan.
  2. Untuk pemberian vaksin yang memiliki proteksi yang relatif singkat (beberapa hari atau minggu) harus diperlukan vaksinasi ulang (booster).
  3. Pemberian vaksin harus mempertimbangkan umur/ukuran ikan yang rentan terhadap jenis penyakit yang menjadi target untuk dicegah, serta saat/musim muncul penyakit tersebut.
  4. Perhatikan dan ikuti prosedur transportasi, penyimpanan dan pemberian vaksin sesuai dengan yang direkomendasikan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan VAKSINASI IKAN :
  1. Bila pemberian vaksin melalui perendaman atau pakan sebaiknya ikan telah berumur 1 minggu atau lebih
  2. Pemberian vaksin dengan penyuntikan maka ukuran jarum suntik harus disesuaikan dengan ukuran ikan
  3. Ikan harus dalam kondisi sehat (tidak sakit/stress)
  4. Suhu air relatif hangat (diatas 25ÂșC) karena respon antibodi ikan akan lebih cepat
  5. Air yang digunakan untuk aplikasi vaksin dan pemeliharaan harus bebas dari polutan
Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan metode VAKSINASI IKAN


Beberapa VAKSIN IKAN yang digunakan untuk akuakultur di Indonesia














Aplikasi VAKSINASI IKAN
* TEKNIK PERENDAMAN
Penggunaan Vaksin KV3 untuk pencegahan penyakit Koi Herves Virus (KHV)
Vaksin KV3 untuk penyakit Koi Herves Virus
  1. Pilih ikan yang akan divaksin adalah hanya ikan mas yang dalam kondisi sehat, dengan bobot minimal 10 gr/ ekor dan umur minimal 3 bulan sejak menetas.
  2. Jumlah ikan yang akan divaksin sebanyak 250 – 300 Kg atau sekitar 25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gr ) per 100 ml vaksin KV 3 ( per botol ).
  3. Siapkan bak metal/ fiberglass/kolam keramik untuk proses vaksinasi dengan kapasitas  minimal  1500 liter.
  4. Isi dengan  air sumur atau air tampungan hujan ( lebih baik yang sudah diendapkan lebih dahulu ) sebanyak 1000 liter.
  5. Jaga parameter kondisi air dengan kisaran suhu 200C - 250C.
  6. Gunakan aerator, water pump dan es balok jika diperlukan untuk menjaga kestabilan parameter air
  7. Siapkan vaksin KV 3 beku 100 ml di dalam wadah freezer/ ice cooler.
  8. Masukan benih ikan mas yang sudah dipersiapkan untuk divaksin sebanyak 250- 300 Kg atau sekitar  25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gr )  ke dalam bak vaksinasi tersebut.
  9. Pelarutan vaksin dilakukan dengan cara memasukan botol vaksin yang dalam keadaan beku,  lalu buka tutupnya dan langsung masukan ke dalam tangki vaksinasi sambil digoyang2kan hingga larut seluruhnya.
  10. Laksanakan proses vaksinasi selama 45 - 60 menit sejak seluruh vaksin larut.
  11. Jaga parameter kondisi air agar tetap stabil selama proses vaksinasi ( suhu 200C - 250C, kandungan oksigen terlarut 6 ppm, ph 6,8 – 7,4 ).
  12. Setelah selesai proses vaksinasi 45 - 60 menit, pindahkan benih ikan mas  tersebut  ke bak penampungan.
  13. Larutan bekas rendaman masih dapat digunakan 1 kali lagi dengan jumlah ikan yang sama.
Teknik vaksinasi ikan dengan perendaman

* TEKNIK PENYUNTIKAN
Penggunaan Vaksin Anti Aeromonas dan Vaksin Streptococcus
Vaksin untuk Aeromonas

Vaksin 
  1. Teknik ini cocok untuk calon induk atau induk ikan.
  2. Aplikasi dapat dilakukan secara intraperitoneal (i.p)/ bagian perut atau intramuskuler (i.m)/ bagian otot.
  3. Dosis yang diberikan adalah 0.1-0.2 ml/kg bobot ikan.
Pemberian vaksin dengan teknik penyuntikan

* TEKNIK ORAL (PEMBERIAN PAKAN)
Pemberian vaksin dengan teknik oral (pemberian pakan)
  1. Larutkan progol dalam air hangat, 2-3 gr progol dengan 1 gelas air. Fungsinya sebagai perekat.
  2. Campurkan dengan vaksin 3 ml
  3. Campurkan ke dalam pakan untuk 1kg pakan
  4. Dikering anginkan dan siap diberikan ke ikan
  5. Pemberian vaksin melalui pakan dilakukan selama 5 hari berturut-turut

sumber : Astuti, SP. Aplikasi Vaksin. Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Pengembangan Teknologi Perikanan dan Kelautan