Gambar. Ikan terserang penyakit Tuberculosis
(Sumber: http://www.koi-pond-guide.com)
Mycobacteriosis adalah penyakit subakut
dan kronik, ditandai dengan terbentuknya granuloma. Penyakit ini umumnya
terjadi pada ikan-ikan yang dipelihara pada akuarium dalam jangka waktu yang lama
atau dibudidaya secara intensif.
Bakteri
Mycobacterium marinum, M. fortuitum, M. chelonei adalah penyebab
penyakit “Mycobacteriosis” pada ikan atau juga dikenal dengan “Fish Tuberculosis” dan “Piscine
Tuberculosis”. Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan
dan mempunyai gejala penyakit yang mirip. Bakteri Mycobacterium sp. dikenal ada dimana-mana dalam air dan sedimen
serta telah diketahui menyerang berbagai jenis ikan laut dan tawar (167
spesies), baik ikan konsumsi, ikan hias, maupun udang galah serta semua udang
penaeid. Ikan yang dipelihara dalam akuarium cenderung lebih besar kemungkinan
terserang penyakit “Mycobacteriosis” dibanding ikan budidaya atau ikan liar.
Inang utama
bakteri ini adalah jenis ikan air tawar seperti Gurame
(Osphronemus gouramy), Cupang (Beta splendens), Katak lembu (Rana catesbeiana), Salmonidae, Gud (Gadus morchua), Karper (Cyprinus carpio), dan Gabus (Opiocephalus striatus). Mycobacterium
marinum, M. fortuitum, M. chelonei dapat diidentifikasi melalui gejala klinis,
isolasi dan identifikasi (morfologi, biokimia) dan molekuler.
Gejala klinis (eksternal)
Gejala klinis
Mycobacteriosis pada ikan bervariasi, dan sering kali menyerupai gejala
penyakit lain. Gejala klinis dapat dilihat pada ikan yang terserang pada stadia
akut atau kronis, namun kadang kala tidak terlihat gejala klinis pada ikan yang
terserang. Pada stadia kronis gejala klinis yang paling sering terlihat adalah
ikan mengalami aneroksia (tidak mau makan, kurus, lesu, memisahkan diri dari
yang lain dan mencari lubang untuk bersembunyi), lesi nodul di kulit, tukak
(ulcer) dan hemoragi dapat terjadi mengikuti ruptula dari lasi urat. Gejala
klinis tambahan berupa exophtalmus (mata yang menonjol), pembesaran perut dan lordosis,
kerdil dan insang yang pucat. Kadang terjadi ekor dan sirip yang patah.
Pigmentasi pada kulit juga berkurang kecerahannya. Bentuk akut jarang terjadi,
tetapi gejala ini dicirikan oleh angka kesakitan dan kematian yang cepat.
Gejala internal
Lesi
Mycobacteriosis dapat terjadi pada saluran pencernaan, atau pada kulit dan
insang. Granuloma kecil dan putih sampai abu-abu dapat dilihat di bawah mikroskop
atau secara kasat mata dapat ditemukan pada tiap organ tubuh. Granuloma itu
dapat bersifat menyebar (terpisah), berkelompok atau perpaduan diantara keduanya.
Dapat bersifat keras atau lunak dengan ukuran 80-500 μm dan nekrosis berbentuk
menyerupai keju dapat terjadi di bagian tengahnya. Limpa, ginjal dan hati
adalah organ yang paling sering terserang dan akan tampak membesar dan menjadi
lebih lunak. Peritonitis dan edema juga dapat terjadi pada beberapa ikan yang
berakibat pada organ viscera akan membengkak dan menyatu oleh adanya membran
keputihan di sekitar daerah nekrosis tersebut dan yang meluas di mesenterium
(selaput rongga perut).
Patogenesis
Patogenisis
tuberculosis belum jelas, yang jelas adalah kerusakan organ dalam (ginjal, hati
dan limpa membesar dan menjadi lunak), kurus dan kemudian mati. Secara normal,
lesi terdapat pada kulit dan organ dalam. Dengan irisan histologi akan terlihat
focal granuloma yang terdiri dari sel epiteloid dan makrofag, dengan ukuran
antara 80-500 μm. Perkembangan penyakit “Mycobacteriosis” kronis sangat lambat,
sehingga bakteri untuk dapat terdeteksi membutuhkan waktu sampai 2 tahun atau lebih.
Apabila terjadi luka akan kehilangan protein plasma dan ikan sangat mudah terserang
infeksi sekunder. Belum jelas apakah Mycobacterium memproduksi toksin. Ikan budidaya
akan lebih sensitif terhadap infeksi karena stres oleh kepadatan yang tinggi.
Epidemiologi
Kejadian
Mycobacterius pada ikan yang dipelihara di aquarium berkisar antara 10-22% sedang
pada populasi ikan di alam 10-100% dapat terinfeksi. Wabah pada penyakit ikan yang
dibudidayakan berkaitan dengan faktor Borok
pada ikan sepat yang terinfeksi bakteri Mycobacterium managemen seperti
kualitas dan kuantitas air dan nutrisi yang kurang.
Penyebaran penyakit
“Mycobacteriosis”
diketahui dapat terjadi baik horizontal maupun vertikal. Ikan yang memakan ikan
yang terinfeksi, kontak dengan air dan feces dari ikan yang terinfeksi juga
akan dapat tertular. Bakteri Mycobacterium sp. juga diketahui dapat ditransfer
melalui telur ikan dari induk yang terinfeksi. Disamping itu infeksi
Mycobacterium sp. Juga dapat terjadi melalui luka (termasuk akibat infeksi
ektoparasit). “Mycobacteriosis” ikan di Indonesia ditemukan di Jawa, Sumatera,
Bali dan Sulawesi utara menyerang banyak spesies air tawar dan laut khususnya
ikan hias (akuarium). Pengobatan dan Pengendalian Kanamisin + Vitamin B-6
selama 30 hari adalah pengobatan yang paling efektif yang diketahui untuk TB. Ikan
harus dikarantina selama masa pengobatan. vitamin dalam bentuk cair yang dapat
ditemukan di toko obat setempat merupakan sumber yang baik vitamin B-6. Satu
tetes per setiap 5 galon air akuarium. Ganti vitamin sesuai dengan berapa
banyak air yang berubah di tangki selama waktu pengobatan.
Sumber:
INFOKARIKAN.
Edisi 7 VOL. II Bulan Mei-Agustus 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar