BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan konstruksi, tata cara
pembuatan rakit, tata cara pembuatan keramba jaring, penempatan rakit dan
penempatan karamba jaring apung kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut.
PERSYARATAN
KONSTRUKSI
Prakonstruksi
1) Kriteria bahan rakit : kayu balok/gelondongan, tahan air laut berukuran
14x7x800 cm sebanyak 14 batang/unit, kayu papan jenis kayu tahan air laut
berukuran 25x3x400 cm, jumlah perunit rakit 24 lembar, daya tahan minimal 4
tahun.
2) Baut : yang digunakan adalah baut besi berdiameter 1
cm panjang 30 cm dilengkapi dengan mur dan ring. Jumlah yang digunakan per unit
rakit 36 pasang dan untuk sambungan digunakan 60 pasang berdiameter 1 cm
panjang 30 cm, kekuatan baut 4 tahun.
3) Paku : yang digunakan adalah paku kapal/galvanis
berukuran 2-5 inci memiliki daya tahan 4 tahun.
4) Pelampung : yang digunakan berbahan styrofoam yang
diberi sarung terpal polyetiline.
5) Tali : yang digunakan adalah tali polyetyline
berdiameter 8 mm untuk tali pelampung, dan 25 mm untuk tali jangkar dengan daya
tahan 5 tahun. Kebutuhan tali pelampung untuk rakit 15 kg dan tali jangkar 45
kg.
6) Jangkar : berbahan besi atau bahan lainya berat 50 –
75 kg/buah, daya tahan 10 tahun.
Kriteria
bahan karamba jaring
1) Jaring yang digunakan berbahan polyetiline, ukuran
mata jaring dan nomor benang bervariasi mulai dari 0,5 – 1,5 inci D9 – D21,
daya tahan jaring 5 tahun.
2) Tali ris berbahan polyetiline, daya tahan 5 tahun.
Ukuran tali ris untuk jaring seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Ukuran tali ris untuk jaring sesuai dengan ukuran
mata jaring
Konstruksi
1)
Bentuk dan ukuran
rakit : berbentuk segi empat (8 x 8 m) yang dibagi menjadi 4 petak berukuran
3,2 x 3,2 m sebagai tempat untuk melakukan kegiatan, rakit diapungkan dengan
pelampung dan ditambatkan denan jangkar.
2)
Bentuk dan ukuran
keramba jaring : berbentuk kotak (1x1x2 m) untuk fase pendederan dan
penggelondongan, serta ukuran 3x3x3 m untuk fase pembesaran.
TATA CARA
PEMBUATAN RAKIT
1)
Pembuatan bingkai
rakit : a) mempersiapkan dan menyusun kayu balok sesuai bigkai yang akan
dibuat, b) pengeboran kayu serta pemasangan baut pada bagian yang telah di bor,
pada pertemuan kedua balok dilakukan pencoakan ((nat/sliding) agar lebih kokoh,
c) jarak antara balok kayu untuk petak pemeliharaan 3,2 meter, jarak antara
kayu balok untuk pemasangan pelampung 30 cm, d) setelah pasang baut dipasang
balok kecil 44 cm fungsinya sebagai alas papan pijakan, e) bingkai rakit siap
dipasang.
2)
Pemasangan
pelampung : a) dilakukan dipantai, b) dipasang sejajar dengan kayu balok
bingkai rakit bagian bawah, pemasangan pelampung menggunakan tali 8 mm, setiap
unit rakit minimal 15 pelampung disusun 5 buah perbarisnya
3)
Pemasangan kayu
papan pijakan : a) dilakukan setelah pelampung terpasang semua, b) dipasang
diatas dan sejajar kayu balok bingkai rakit kemudian dipaku pada papan yang
sudah terpasang.
TATA CARA
PEMBUATAN KERAMBA JARING
1)
Pengukuran dan
penghitungan mata jaring : pengukuran mata jaring dilakukan dilakukan saat
posisi mata jaring tertutup, sedangkan nomor bening (D) dihitung jumlah serabut
daam satu lilitan benang.
2)
Pemotongan jaring
: a) dilakukan apabila jumlah mata jaring yang digunakan sudah ditentukan, b)
pemotongan mengikuti jalur jaring, dengan menarik sisi kiri dan kanan yang akan
dipotong.
3)
Pemasangan tali
ris : a) setiap keramba memerlukan 4 utas tali yang terdiri dari 1 utas tali
sepanjang 2 keliling atas bawah ditambah 1 bidang tinggi ditambah 4 x4 meter
untuk tali kuping dan 3 utas tali sepanjang tinggi kurungan ditambah 1 meter.
b) tiga potong tali ris pendek dipasang pada 3 sisi tinggi kurungan diikat
supaya tidak bergeser, c) tali ris panjang dimasukkan mulai dari bibir jaring bagian atas dan
sekelilingnya untuk menyatukan dua sisi ujung hingga membentuk kotak, d)
memasang tali ris bagian bawah dan bagian dasar kurungan membentuk kotak, e)
membuat tali kuping dari salah satu ujung secara berurutan dan diikat mati,
sisa tali pada setiap kuping disimpul kuat dan ujungnya dibar supaya kuat dan
rapi. f) jaring siap dipasang dengan alur pemasangan tali ris.
PENEMPATAN
RAKIT
Penentuan tata letak berguna untuk mendapatkan posisi
rakit yang stabil dilokasi perairan, hal yang harus diperhatikan ; a) panjang
tali jangkar minimal 3 kali kedalaman pada saat pasang tinggi, b) pengikat tali
jangkar harus menggunakan simpul kuat agar rakit tidak hanyut pada saat
gelombang besar, c) posisi rakit yang dipasang stabil adalah arah pelampung
harus sejajar dengan arah arus, d) jarak antar rakit, e) jumlah rakit perjalur
maksimal 5 rakit/unit, antar unit dipasang ban bekas.
PENEMPATAN
KERAMBA JARING
1)
Untuk
pendederan dan penggelondongan
menggunakan jaring ukuran 1 cm x 1 cm x 2 meter yang diletakan dipetakan 3,2 x
3,2 meter yang sudah dibagi menjadi 4 petak.
2)
Keramba jaring
pembesaran ukuran 3 x 3 x 3 meter yang diletakan pada petakan ukuran 3,2 x 3,2
meter.
3)
Pemasangan
keramba jaring ke bingkai rakit diletakkan pada tiap sudut bagian atas keramba
yang dipasang tali diikat pada sisi bingkai, pemasangan dengan menarik keramba
jaring membentuk kotak dan terpasang kuat.
4)
Pemasangan
pemberat pada keramba jaring dipasang pada setiap sudut keramba yang digantung
tersendiri, diikat menggunakan simpul hidup kuat dan mudah dilepas, bobot
pemberat harus sesuai dengan ukuran dan jenis keramba dan kuat arus, setiap
pemberat diberi tali untuk memudahkan penarikan dalam penggantian pemberat.
REFERENSI
BSN, 1999. SNI 01-6145-1999 Keramba Jaring Apung (KJA) Kayu untuk Pembesaran Ikan Kerapu di Laut. Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar