Senin, 30 April 2018

MENJAGA HUTAN MANGGROVE

Hutan Mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Hutan mangrove adalah sekumpulan jenis tumbuhan yang bertoleransi terhadap garam dan tumbuh di daerah pasang surut, misalnya di sepanjang pantai, laguna, dan muara sungai.
Hutan mangrove memiliki beberapa ciri yang sangat berbeda dengan jenis-jenis hutan lainnya, diantaranya yaitu tanah di hutan mangrove tergenang oleh air, hutan mangrove tidak mempunyai akar struktur tajuk, tidak terpengaruh oleh iklim tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air laut, jenis pohon biasanya api-api, dan tanah hutan rendah pantai.
Hutan mangrove memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat terutama pada lingkungan. Fungsi ekosistem pada hutan mangrove diantaranya yaitu hutan mangrove dapat menjaga pantai dari resiko abrasi sehingga garis pantai tetap stabil, mempercepat pembentukan lahan, filter air asin menjadi air tawar, penahan angin laut, dan sebagai tempat rembesan air laut ke daratan.
Fungsi kimia hutan mangrove yaitu sebagai tempat untuk proses daur ulang untuk menghasilkan oksigen, menyerap karbondioksida, dan juga hutan mangrove sebagai pengolah bahan kimia, misalnya akibat dari pencemaran industri, kapal laut, dll.
Hutan mangrove memiliki fungsi biologis yaitu sebagai habitat alami berbagai jenis makhluk hidup, sebagai sarang burung, dll. Hutan mangrove juga dapat menjadi salah satu sumber ekonomi dan tempat wisata bagi masyarakat.
Bahkan hutan mangrove terbukti mampu menjadi benteng alami ketika tsunami menerjang pantai. Benteng alami yang dimaksud adalah karena hutan mangrove dapat mengurangi kecepatan air laut akibat tsunami dan juga volume air laut akibat tsunami yang masuk ke daratan juga lebih sedikit karena lebatnya hutan mangrove.
Jenis mangrove Rhizophora bahkan mampu memantulkan gelombang tsunami, meneruskan, kemudian menyerap energi gelombang tsunami sehingga tinggi gelombang tsunami bisa berubah lebih rendah.
Solusi Pelestarian Hutan Mangrove.
Indonesia adalah negara yang rawan tsunami jadi alangkah baiknya jika hutan mangrove terus dijaga kelestariannya. Akan tetapi pada kenyataannya dari waktu ke waktu hutan mangrove di Indonesia luasnya semakin berkurang.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti alih fungsi hutan mangrove menjadi area pemukiman, tambak, tambang, industri, dan pertanian, penebangan liar sebagai akibat dari eksplorasi hutan yang berlebihan, polusi atau pencemaran lingkungan pantai dan sekitarnya, sedimentasi, abrasi, dan pembelokan sungai yang tidak terkendali.
Pelestarian hutan mangrove tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi peran serta masyarakat juga diperlukan.
Ada beberapa solusi yang bisa digunakan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove, diantaranya yaitu reboisasi atau penanaman kembali hutan mangrove dengan melibatkatkan peran serta masyarakat.
Penataan kembali tata ruang kawasan hutan mangrove. Dalam pembangunan kawasan hutan mangrove selalu menekankan pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan.
Meningkatkan kesadaran dini, pengetahuan, kearifan lokal, dan motivasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove, dengan cara melakukan berbagai riset dan penelitian.
Rehabilitasi hutan mangrove dengan cara perbaikan ekosistem kawasan hutan mangrove. Meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir pantai sehingga tidak lagi menjadikan hutan mangrove sebagai salah satu sumber ekonomi utama masyarakat.
Pemerintah juga perlu membuat regulasi atau peraturan yang berisikan perlindungan terhadap kelestarian hutan mangrove. Penegakan hukum harus tegas sehingga peraturan perlindungan kawasan hutan mangrove dapat dilakukan secara efektif.
Indonesia memiliki luas hutan mangrove paling luas di dunia. Sungguh miris sekali jika negara Indonesia yang dulunya dikenal akan hutan-hutannya kini hutan-hutan tersebut malah rusak dan tidak dilestarikan dengan baik. Hutan mangrove jika dilestarikan dengan baik niscaya mampu memberikan banyak manfaat positif bagi kehidupan seluruh makhluk hidup.
Manfaat dan fungsi hutan mangrove secara fisik antara lain:
• Penahan abrasi pantai.
• Penahan intrusi (peresapan) air laut ke daratan.
• Penahan badai dan angin yang bermuatan garam.
• Menurunkan kandungan karbondioksida (CO2) di udara (pencemaran udara).
• Penambat bahan-bahan pencemar (racun) diperairan pantai.
Manfaat dan fungsi hutan bakau secara biologi antara lain:
• Tempat hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari makan, pemijahan maupun pengasuhan.
• Sumber makanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya.
• Tempat hidup berbagai satwa lain semisal kera, buaya, dan burung.
Manfaat dan fungsi hutan bakau secara ekonomi antara lain:
• Tempat rekreasi dan pariwisata.
• Sumber bahan kayu untuk bangunan dan kayu bakar.
• Penghasil bahan pangan seperti ikan, udang, kepiting, dan lainnya.
• Bahan penghasil obat-obatan seperti daun Bruguiera sexangula yang dapat digunakan sebagai obat penghambat tumor.
• Sumber mata pencarian masyarakat sekitar seperti dengan menjadi nelayan penangkap ikan dan petani tambak.
Pemecahan Masalah Rusaknya Mangrove
  Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan  pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau adalah selebar 100 m dari pasang tertinggi kea rah daratan.
  Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain:
1. Penanaman kembali mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan  hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada masyarakat  antara lain terbukanya peluang kerja  sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat.
2. Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya.
3. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
4. Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi.
5. Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan local tentang konservasi
6. Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir
7. Program komunikasi konservasi hutan mangrove
8. Penegakan hukum
9. Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinya dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting dilibatkan  yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain  itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal  (kearifan lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuh-kembangkan kembali sejauh dapat mendukung program ini. Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau  muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Sering kali disebut pula sebagai hutan pantai, hutan pasang-surut, hutan payau, atau hutan bakau.  Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya hutan mangrove terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh meluas (Jaya, 2001).
Hutan mangrove berada di daerah tropis di titik pertemuan antara laut dan darat dimana ekosistemnya mempunyai bermacam-macam fungsi. Ekosistem mangrove sangat berhubungan dengan kehidupan manusia dalam mengontrol kondisi alam. Di Indonesia ditemukan 75 jenis flora mangrove yang tersebar di 27 propinsi dengan luas hutan mangrove berkisar antara 2,5-4,2 juta ha dan luas ini terus  berubah karena faktor lingkungan dan kegiatan ekonomi manusia (Inoue et al., 1999).
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Ditemukan di pantai–pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang terlindung (Bengen, 1999).   Hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphyphora dan Nypa (Noor et al., 1999).
Menurut Noor et al., (1999)  mangrove memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Bagi masyarakat pesisir, pemanfaatan mangrove untuk berbagai tujuan telah dilakukan sejak lama. Akhir-akhir ini, peranan mangrove bagi lingkungan sekitarnya dirasakan sangat besar setelah berbagai dampak merugikan dirasakan di berbagai tempat akibat hilangnya mangrove. Mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya: kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kulit, obat-obatan dan perikanan. Melihat beragamnya manfaat mangrove, maka tingkat laju dan perekonomian pedesaan yang berada dikawasan pesisir sering kali sangat bergantung pada habitat mangrove yang ada disekitarnya. Contohnya, perikanan pantai yang sangat dipengaruhi oleh keberadaan mangrove, merupakan produk yang secara tidak langsung mempengaruhi taraf hidup dan perekonomian desa-desa nelayan (Noor et al., 1999).
Manfaat lain dari hutan mangrove adalah melindungi garis pantai dari erosi. Akar-akarnya yang kokoh dapat meredam pengaruh gelombang, menahan lumpur hingga lahan mangrove dapat semakin luas tumbuh keluar (Jaya, 2001).
Pohon kayu atau pohon buah tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat  pohon beberapa diantaranya adalah :
1.   Manfaat estetis (keindahan), pohon memiliki beberapa bentuk tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan tersendiri. Oleh karena itu, apabila di susun secara berkelompok dengan jenis yang sama pada masing-masing kelompok dapat menciptakan keindahan atau suasana yang nyaman. Struktur bangunan tanpa di imbangi dengan pohon, akan terasa gersang, sebaliknya apa bila di sekitarnya di tanami pohon serta di tata dengan baik akan nampak hijau dan asri.
2.   Manfaat Orologis,  akar pohon dan tanah merupakan satu kesatuan yang kuat, sehingga mampu mencegah erosi atau pengikisan tanah
3.   Manfaat Hidrologis,  dalam hal ini di maksudkan bahwa tanaman pada dasarnya akan menyerap air hujan. Dengan demikian, banyaknya kelompok pohon-pohon akan menjadikan daerah sebagai daerah persediaan air tanah yang dapat memenuhi kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya
4.   Manfaat Klimatologis,  dengan banyaknya pohon, akan menurunkan suhu setempat, sehingga udara sekitarnya akan menjadi sejuk dan nyaman. Maka, kehadiran kelompok pohon-pohon pelindung sangat besar artinya.
5.   Manfaat Edaphis,  ini manfaat dalam kaitan tempat hidup binatang. Dilingkungan yang penuh dengan pohon, satwa akan hidup dengan tenang karena lingkungan demikian memang sangat mendukung.
6.   Manfaat Ekologis,  lingkungan yang baik adalah seimbang antara struktur buatan manusia dan struktur alam. Kelompok pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah bagian dari alam yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan.
7.   Manfaat Protektif,  manfaat protektif adalah manfaat karena pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap terik sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta peredam suara. Disamping juga melindungi mata dari silau.
8.   Manfaat Hygienis, adalah sudah menjadi sifat pohon pada siang hari menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat di perlukan oleh manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2 (karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa pembakaran. Jadi secara hygienis, pohon sangat berguna bagi kehidupan manusia.
9. Manfaat Edukatif, berbagai jenis pohon yang ditanam merupakan laboratorium alam karena dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar mengenal tanaman dan berbagai aspek.Sumber:
Basuki. 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
http://www.larisahomestay.com/product/20/121/Hutan-Mangrove-Baros-Bantul#/image-product/img121-1437789134.jpg
https://ilalangbasah.wordpress.com/2015/04/14/wisata-murah-hutan-mangrove-pik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar