Rabu, 07 Maret 2018

Persiapan Kolam Pemijahan Ikan Gurami


Persiapan kolam untuk pemijahan induk ikan gurami meliputi :
a.    Pengeringan kolam
Pengeringan kolam pemijahan dilakukan selama 2–3 hari. Tujuan dari pengeringan kolam ini adalah untuk membunuh hama dan sumber penyakit serta menghilangkan nitrit yang ada di dasar kolam. Hama pengganggu di kolam dapat berupa ular air, keong mas, cacing, ikan-ikan liar dll, sedangkan sumber penyakit dapat berupa bakteri yang dapat diberantas atau dikurangi dengan cara penjemuran kolam. Tujuan pengeringan kolam yang lain adalah untuk memberikan suasana baru bagi gurami, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas saat terendam air yang akan merangsang induk ikan untuk memijah. Setelah dikeringkan, kolam diisi air dengan ketinggian air kolam 0,75 - 1 m. Air dibiarkan + 4 hari agar tumbuh kelekap (plankton) di pinggir-pinggir kolam sebagai persediaan pakan bagi induk gurami, dan induk siap dimasukkan ke kolam pemijahan.

b.    Pembersihan Pematang dari Rumput- rumput Liar
Rumput-rumput yang tumbuh di pematang kolam dibersihkan agar tidak dijadikan tempat penempelan sarang telur oleh induk gurami. Selain itu rumput yang dibiarkan tumbuh liar di pinggir pematang juga dapat menjadi tempat persembunyian hama pengganggu.
c.    Pengisian Air Kolam
Kolam diisi air setinggi 70 – 100 cm karena gurami memang memiliki tubuh yang lebar (tinggi). Gurami juga merupakan ikan yang hidup di perairan dasar (dalam) dan suka bergerak secara vertikal (naik turun), kadang muncul ke permukaan dan menyembulkan kepalanya ke atas permukaan air bila perairan miskin oksigen, sehingga gurami memerlukan perairan yang airnya relatif dalam bagi pergerakannya tersebut.
d.    Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang.
Kerangka sarang (sosog) dipasang pada pematang yang sepi, tidak banyak orang berlalu-lalang agar induk gurami tidak terganggu, sedang bahan pembentuk sarang dipasang tidak jauh dari sosog untuk memudahkan induk gurami membuat sarangnya. Kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gamabar Sososng Bahan Bambu
Gambar Sosong Bahan Plastik
Sendjaya dan Rizki ( 2002 ) menyebutkan bahwa induk gurami akan membuat sarangnya sendiri untuk meletakkan telurnya, sehingga petani atau pembudidaya ikan harus mempersiapkan bahan yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami pada kolam pemijahan. Kerangka sarang  (sosog) dibuat dari bambu yang dianyam berbentuk kerucut. Sosog dipasang dengan cara menancapkan tangkainya pada pematang kolam. Posisi sosog yang baik adalah terendam air sedalam 10 – 30 cm, untuk memudahkan pengawasan dan pemanenannya. Selain itu juga untuk menjaga agar telur yang berada dalam sarang tidak terlalu banyak terkena partikel lumpur. Satu ekor induk betina, biasanya hanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telur, namun dalam kolam pemijahan sebaiknya dipasang 3 – 4 buah kerangka sarang (sosog) agar induk gurami mudah menentukan pilihannya. Tidak jauh dari sosog, dibuat para-para dari bambu untuk meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami.
Menurut Khairuman dan Amri (2003), sarang untuk meletakkan telur sebaiknya berupa sarang buatan, yaitu sosog yang telah dibuat kemudian ke dalamnya dimasukkan bahan sarang yang disusun menyerupai sarang burung sehingga induk jantan tinggal memperbaiki sarang tersebut. Hal ini dimaksudkan agar induk jantan lebih cepat dalam membuat sarangnya sehingga waktu yang ada dapat digunakan oleh induk jantan untuk memikat induk betina dan diharapkan dapat mempercepat proses pemijahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar