Persiapan
kolam untuk pemijahan induk ikan gurami meliputi :
a. Pengeringan
kolam
Pengeringan kolam pemijahan dilakukan selama 2–3 hari. Tujuan dari
pengeringan kolam ini adalah untuk membunuh hama dan sumber penyakit serta
menghilangkan nitrit yang ada di dasar kolam. Hama pengganggu di kolam dapat
berupa ular air, keong mas, cacing, ikan-ikan liar dll, sedangkan sumber
penyakit dapat berupa bakteri yang dapat diberantas atau dikurangi dengan cara
penjemuran kolam. Tujuan pengeringan kolam yang lain adalah untuk memberikan
suasana baru bagi gurami, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas
saat terendam air yang akan merangsang induk ikan untuk memijah. Setelah
dikeringkan, kolam diisi air dengan ketinggian air kolam 0,75 - 1 m. Air
dibiarkan + 4 hari agar tumbuh kelekap (plankton) di
pinggir-pinggir kolam sebagai persediaan pakan bagi induk gurami, dan induk
siap dimasukkan ke kolam pemijahan.
b. Pembersihan Pematang dari Rumput- rumput Liar
Rumput-rumput yang tumbuh di
pematang kolam dibersihkan agar tidak dijadikan tempat penempelan sarang telur
oleh induk gurami. Selain itu rumput yang dibiarkan tumbuh liar di pinggir
pematang juga dapat menjadi tempat persembunyian hama pengganggu.
c. Pengisian Air Kolam
Kolam diisi air setinggi 70 – 100 cm karena gurami memang memiliki tubuh
yang lebar (tinggi). Gurami juga merupakan ikan yang hidup di perairan dasar
(dalam) dan suka bergerak secara vertikal (naik turun), kadang muncul ke
permukaan dan menyembulkan kepalanya ke atas permukaan air bila perairan miskin
oksigen, sehingga gurami memerlukan perairan yang airnya relatif dalam bagi
pergerakannya tersebut.
d. Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang.
Kerangka sarang (sosog)
dipasang pada pematang yang sepi, tidak banyak orang berlalu-lalang agar induk
gurami tidak terganggu, sedang bahan pembentuk sarang dipasang tidak jauh dari sosog untuk memudahkan induk gurami
membuat sarangnya. Kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang yang digunakan
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gamabar Sososng Bahan Bambu |
Gambar Sosong Bahan Plastik
Sendjaya
dan Rizki ( 2002 ) menyebutkan bahwa induk gurami akan membuat sarangnya
sendiri untuk meletakkan telurnya, sehingga petani atau pembudidaya ikan harus
mempersiapkan bahan yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami pada kolam
pemijahan. Kerangka sarang (sosog)
dibuat dari bambu yang dianyam berbentuk kerucut. Sosog dipasang dengan cara menancapkan tangkainya pada pematang
kolam. Posisi sosog yang baik adalah
terendam air sedalam 10 – 30 cm, untuk memudahkan pengawasan dan pemanenannya.
Selain itu juga untuk menjaga agar telur yang berada dalam sarang tidak terlalu
banyak terkena partikel lumpur. Satu ekor induk betina, biasanya hanya membutuhkan
satu sarang untuk meletakkan telur, namun dalam kolam pemijahan sebaiknya
dipasang 3 – 4 buah kerangka sarang (sosog)
agar induk gurami mudah menentukan pilihannya. Tidak jauh dari sosog, dibuat para-para dari bambu untuk
meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang dapat dijadikan sarang
oleh induk gurami.
Menurut Khairuman dan Amri (2003), sarang untuk meletakkan telur sebaiknya
berupa sarang buatan, yaitu sosog
yang telah dibuat kemudian ke dalamnya dimasukkan bahan sarang yang disusun
menyerupai sarang burung sehingga induk jantan tinggal memperbaiki sarang
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar induk jantan lebih cepat dalam membuat
sarangnya sehingga waktu yang ada dapat digunakan oleh induk jantan untuk
memikat induk betina dan diharapkan dapat mempercepat proses pemijahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar