Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.
Pengemasan ikan sebelum diangkut. [sumber] |
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengangkutan ikan, diantaranya :
A. Faktor Fisik
1. Suhu air
Ikan tergolong dalam golongan hewan berdarah dingin, sehingga suhu tubuhnya akan menyesuaikan dengan suhu lingkungan dimana suhu air akan mempengaruhi cepat tidaknya proses metabolisme. Pengangkutan dengan mempertahankan suhu 14oC-16oC dapat ditempuh dengan waktu pengangkutan yang lebih lama yaitu 65,5 jam sedangkan ikan yang diangkut dengan mempertahankan suhu 25oC-27oC hanya dapat ditempuh dengan waktu pengakutan 27,6 jam.
Suhu yang optimal dalam pengangkutan dengan sistem ini adalah pada suhu 20oC karena pada suhu ini aktivitas ikan sudah dapat berkurang sehingga proses metabolisme nerkurang dan penggunaan oksigen dapat dihemat, jika terjadi kenaikan suhu sekitar 10oC maka penggunaan oksigen akan terjadi dua kali lipat lebih banyak.
2. Derajat keasaman (pH)
Perubahan dan goncangan pH akan sangat mempengaruhi ikan-ikan yang berukuran kecil dibandingkan ikan yang berukuran besar. pH yang cocok untuk pengangkutan benih adalah 6-7,9 dan dengan mempertahankan pH yang seperti ini maka proses metabolisme akan berjalan normal. Dalam proses pengangkutan dapat dipastikan bahwa nilai pH akan menurun, menurunnya kadar pH disebabkan karena kandungan CO2 didalam media semakin meningkat. Jika penurunan pH sampai dibawah 4 maka akan menyebabkan ikan yang diangkut akan mati.
3. Oksigen terlarut
Kekurangan oksigen merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian pada ikan dalam pengangkutan, karena oksigen merupakan salah satu syarat utama untuk kehidupan ikan budidaya. Dalam kegiatan pengangkutan benih kandungan oksigen tidak boleh kurang dari 2 ppm. Pada media pengangkutan dengan suhu 20oC maka sebaiknya kandungan oksigen dalam wadah pengangkutan sebesar 5 ppm.
Kelarutan oksigen dalam air tergantung dari tekanan, suhu dan kadar garam. Ketiga faktor tersebut saling keterkaitan satu sama lain dimana makin tinggi tekanan maka makin tinggi pula kelarutan oksigen dalam air sedangkan semakin tinggi suhu atau kadar garam maka kelarutan oksigen makin rendah. Sehingga untuk menjaga agar ikan yang diangkut tetap sehat maka jika sudah menempuh waktu yang cukup lama maka sebaiknya wadah pengangkutan (tertutup) diberi oksigen murni.
4. Karbondioksida
Karbondioksida terbentuk dalam wadah pengangkutan adalah sebagai hasil dari kegiatan pernapasan. Pada pengangkutan yang menggunakan sistem terbuka terdapat proses pengeluaran CO2 keudara bebas dari air sedangkan pengangkutan sistem tertutup tidak ada, walaupun kenaikan CO2 yang tinggi dalam air dapat dilakukan dengan cara penambahan O2 murni dalam air pengangkutan.
Faktor Biologi
1. Air sebagai media
Dalam pegangkutan ada 3 jenis air media yang dapat digunakan yaitu :
- Air suling, yaitu air yang telah mengalami penyulingan sehingga air ini kurang tepat untuk media pegangkutan karena kandungan mineral dalam air pegangkutan akan sangat sedikit.
- Air saring, yaitu air yang berasal dari sumber/kolam pembenihan yang masih bersih yang belum mengalami pencemaran baik secara kimia maupun secara biologi yang kemudian disaring untuk dibuang kotorannya. Jenis air ini adalah jenis air yang paling baik digunakan untuk pegangkutan.
- Air biasa, air yang berasal dari sumber benih, tetapi tidak dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Kandungan bahan organik dalam air ini akan sangat tinggi sehingga air ini kurang baik jika digunakan untuk media pegangkutan, hal ini dikarenakan dengan kandungan bahan organik yang tinggi maka akan terjadi persaingan dalam memanfaatkan oksigen antara bahan organik dengan benih yang diangkut.
2. Ukuran dan jumlah ikan
Jumlah ikan, ukuran dan waktu yang akan ditempuh selama pengangkutan harus diketahui karena ini menyengkut dengan banyaknya oksigen terlarut yang dibutuhkan selama pengangkutan, sehingga dapat menekan kematian serendah mungkin selama proses pengangakutan. dalam pengankgutan benih ikan, lama ataupun waktu yang diperlukan harus diperhitungkan, karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan oksigen yang tersedia.
3. Kesehatan ikan
Dalam pengangkutan benih ikan, kesehatan harus diperhatikan baik dari penangkapan benih, pemberokan sampai dengan penanganan setelah sampai di tempat tujuan.
Penangkapan benih harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat tangkap yang halus untuk mengurangi stres dan menghindari terjadinya luka ataupun sisik lepas yang dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit.
Kondisi benih yang akan diangkut sebaiknya dalam keadaan sehat dan segar. Benih-benih ikan yang terserang penyakit, luka dan kondisi tubuh yang sudah lemah harus dibuang. Hal ini untuk mencengah terjadinya kematian pada saat pangangkutan yang akhirnya dapat mempercepat buruknya kualitas air dalam wadah pengangkutan.
Semoga Bermanfaat...
Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar