Budidaya Ikan Nila
Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25 - 30oC dengan pH air 7 - 8.
Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi, sekitar 30 - 45%.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.
Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan nila.
Persiapan kolam budidaya
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.
Penebaran benih ikan nila
Kolam yang telah terisi air sedalam 60 - 75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15 - 30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10 - 20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.
Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen.
Pemanenan ikan nila
Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300 - 500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10 - 20 gram hingga menjadi 300 - 500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4 - 6 bulan.
Sumber : http://alamtani.com/budidaya-ikan-nila.html
Senin, 17 April 2017
BUDIDAYA IKAN MAS
Buididaya ikan Mas dari dahulu sangat di gemari oleh masyarakat lokal. Alasanya karena keindahan warna warni pada ikan mas lah yang menjadikan budidaya Ikan mas sampai saat ini masih banyak bertahan dan tren nya semakin meningkat. Untuk menjadi pengusaha atau budidaya ikan mas yang menghasilkan maka perlu pelatihan dan mencoba trik trik di bawah ini
Memilih calon indukan
Pemilihan calon indukan adalah hal vital bagi perjuangan budidaya pembenihan ikan mas. Sukses tidaknya hasil pembenihan dipengaruhi oleh kualitas indukan ikan. Indukan yang dipilih wajib berasal keturunan yg unggul.
Untuk menyeleksi calon indukan sebaiknya dilakukan ketika ikan masih berukuran 100-200 gr. Calon indukan jantan dan betina dipilih berdasarkan identitas sebagai berikut:
Umur indukan betina tidak kurang dari 1,lima-dua tahun menggunakan berat minimal dua Kilo Gram per ekor. Buat indukan jantan umurnya tidak kurang dari 8 bulan menggunakan berat minimal 0,5 Kilo Gram per ekor.Secara morfologis bentuk badan mulus, tidak cacat, sirip-siripnya tidak rusak. Ikan mas yang baik untuk indukan kepalanya lebih mungil dari badannya. Insangnya bersih, tidak terdapat bintik-bintik putih. Lensa matanya tampak jernih.Sisik di ke 2 sisi badannya simetris, tidak ada lekukan serta patahan. Warna sisik cerah, sisik yang kusam mengindikasikan ikan terlalu tua. Sisik tersusun rapi dan ukurannya cukup akbar. Ekornya baik dan bertenaga. Panjang ekornya lebih besar dibanding menggunakan lebarnya.
Calon indukan harus dari asal keturunan yang tidak selaras, baik jantan juga betina. Supaya tidak terjadi inbreeding yang menurunkan kualitas benih ikan.
Memelihara indukan
Pemeliharaan indukan jantan dan betina wajib terpisah, masing-masing indukan menempati kolam yg tidak selaras. Kedalaman air kolam berkisar 60-80 centimeter. Sumber pengairan buat ke 2 kolam tadi harus pararel. Apabila pada susun seri sebaiknya kolam indukan jantan diletakkan sehabis kolam indukan betina.
Hal tersebut dilakukan supaya tidak terjadi perkawinan tidak disengaja. Karena Jika indukan jantan melepaskan spermanya dan terbawa masuk ke kolam betina, bukan tidak mungkin akan terjadi pemijahan tidak disengaja.
indukan ikan mas membutuhkan luasan kolam 5 m2 per Kilo Gram bobot tubuh. Merupakan, Jika kita memiliki indukan seberat 5 KG dibutuhkan minimal kolam seluas 25 m2. Dan , Jika kita mempunyai dua indukan maka dibutuhkan luasan kolam sebesar 50 m2. Kapasitas kolam mampu bertambah Bila kualitas air dan sirkulasinya lebih baik. Suhu air ideal berkisar 25-30oc.
Indukan harus diberikan pakan yang sehat dan bergizi. Pakan primer mampu berupa pelet yg kandungan proteinnya 30-35%. Kuliner tambahan lain yang diberikan adalah dedak jagung atau menir. Jangan memberikan pakan yg kandungan lemaknya tinggi.
Jumlah pakan yang diharapkan oleh indukan ikan mas kurang lebih 2-4% asal berat tubuhnya per hari. Frekuensi pemberian pakan sehari dua kali, setiap pagi serta sore. Indukan yang telah dikawinkan mampu melakukan perkawinan lagi sesudah diistirahatkan di kolam indukan selama dua-3 bulan.
Pemijahan ikan mas
Dalam perjuangan budidaya pembenihan ikan mas, terdapat 2 tipe pemijahan, yakni pemijahan alami dan buatan. Di pemijahan alami proses perkawinan dan pembuahan sel telur sang sperma dilakukan sendiri sang si ikan. Sedangkan dalam pemijahan buatan dibutuhkan bantuan manusia seperti penyuntikan menggunakan hipofisa, penyuntikan hormon dan pembuahan in vitro.
Pemijahan ikan mas bisa dilakukan dengan 2 cara di atas. Tetapi mengingat ikan mas praktis memijah, pemijahan sintesis jarang diterapkan buat ikan mas.
Pendederan benih
Pendederan artinya suatu tahapan penumbuhan benih dalam budidaya pembenihan ikan mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat eksklusif sesuai menggunakan perkembangan umurnya. Setiap strata umur membutuhkan perlakuan yg berbeda. Sang karena itu, pembesaran benih ikan dilakukan melalui beberapa tahap pendederan.
A. Pendederan
Pendederan pertama dilakukan pada larva yg sudah berumur 7 hari. Larva dipindahkan ke kolam pendederan berasal kolam penetasan telur. Pendederan mampu dilakukan pada kolam yang biasa dipergunakan buat budidaya pembesaran.
Seperti biasa, kolam tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu lakukan pengeringan, penjemuran, pengapuran, pemupukan dan penggenangan air. Lebih detailnya lihat persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.
Kepadatan tebar buat pendederan pertama artinya 100-200 ekor/m2. Kedalaman air kolam diatur kurang lebih 60 centimeter. Peredaran air jangan terlalu deras karena benih masih mungil. Masukan serta keluaran air diberi saringan halus. Tujuannya supaya hama mirip kodok serta kecebong tidak masuk ke dalam kolam dan bersaing dengan benih ikan.
Pelepasan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya merupakan benih beserta wadahnya, ember atau baskom, dimasukkan ke dalam kolam. Lalu miringkan wadah tersebut sehingga benih bisa berenang keluar dari wadah. Biarkan benih keluar sendiri, jangan dipaksa. Penebaran seperti ini berguna supaya benih mampu mengikuti keadaan dengan lingkungan kolam yang baru.
Pakan yg diperlukan buat pendederan termin pertama merupakan biota air yanng ditumbuhkan pada kolam. Pakan tadi relatif buat benih yang masih kecil. Menjadi tambahan bisa diberikan pelet halus. Usang pemeliharaan pendederan pertama lebih kurang 4 minggu. Dealam tempo tersebut akan didapatkan benih ikan ukuran dua-tiga cm.
B. Pendederan ii
Secara teknis pendederan kedua mampu dilakukan pada kolam yg sama, tidak perlu pindah. Perbedaan antara pendederan pertama dan ke 2 merupakan padat tebar ikan. Padat penebaran benih ikan buat pendederan kedua sekitar 50-75 ekor/m2. Jadi, mau tidak mau ikan dari pendederan pertama wajib dipindahkan sebagian ke kolam lain supaya padat tebarnya sesuai.
Pendederan ke 2 berlangsung sama dengan yang pertama yaitu 4 minggu. Benih yg dihasilkan berasal pendederan ke 2 ukuran lebih kurang 3-lima cm.
C. Pendederan iii
Jenis kolam yang diperlukan buat pendederan ke tiga sama menggunakan pendederan sebelumnya. Padat tebar buat pendederan ke empat yaitu lebih kurang 25-30 ekor/m2. Pendederan ke 3 membentuk benih ukuran lima-8 cm.
D. Pendederan iv
Pendederan ke 3 berlangsung selama 4 minggu juga. Kepadatan tebar pendederan ke 3 sekitar 3-lima ekor/m2. Benih yang didapatkan ukuran lebih kurang 8-12 centimeter, menggunakan bobot tubuh 80-100 gram per ekor. Ikan sebanyak ini telah cukup kuat untuk budidaya pembesaran.
Panen pembenihan ikan mas
Lama saat yg diharapkan buat proses pembenihan ikan mas, mulai berasal ikan dipijahkan sampai pendederan ke empat sekitar 4,5 bulan. Selanjutnya, benih ikan dijual ke petani pembesaran. Kebutuhan benih buat budidaya pembesaran biasanya berukuran 100 gr per ekor
Memilih calon indukan
Pemilihan calon indukan adalah hal vital bagi perjuangan budidaya pembenihan ikan mas. Sukses tidaknya hasil pembenihan dipengaruhi oleh kualitas indukan ikan. Indukan yang dipilih wajib berasal keturunan yg unggul.
Untuk menyeleksi calon indukan sebaiknya dilakukan ketika ikan masih berukuran 100-200 gr. Calon indukan jantan dan betina dipilih berdasarkan identitas sebagai berikut:
Umur indukan betina tidak kurang dari 1,lima-dua tahun menggunakan berat minimal dua Kilo Gram per ekor. Buat indukan jantan umurnya tidak kurang dari 8 bulan menggunakan berat minimal 0,5 Kilo Gram per ekor.Secara morfologis bentuk badan mulus, tidak cacat, sirip-siripnya tidak rusak. Ikan mas yang baik untuk indukan kepalanya lebih mungil dari badannya. Insangnya bersih, tidak terdapat bintik-bintik putih. Lensa matanya tampak jernih.Sisik di ke 2 sisi badannya simetris, tidak ada lekukan serta patahan. Warna sisik cerah, sisik yang kusam mengindikasikan ikan terlalu tua. Sisik tersusun rapi dan ukurannya cukup akbar. Ekornya baik dan bertenaga. Panjang ekornya lebih besar dibanding menggunakan lebarnya.
Calon indukan harus dari asal keturunan yang tidak selaras, baik jantan juga betina. Supaya tidak terjadi inbreeding yang menurunkan kualitas benih ikan.
Memelihara indukan
Pemeliharaan indukan jantan dan betina wajib terpisah, masing-masing indukan menempati kolam yg tidak selaras. Kedalaman air kolam berkisar 60-80 centimeter. Sumber pengairan buat ke 2 kolam tadi harus pararel. Apabila pada susun seri sebaiknya kolam indukan jantan diletakkan sehabis kolam indukan betina.
Hal tersebut dilakukan supaya tidak terjadi perkawinan tidak disengaja. Karena Jika indukan jantan melepaskan spermanya dan terbawa masuk ke kolam betina, bukan tidak mungkin akan terjadi pemijahan tidak disengaja.
indukan ikan mas membutuhkan luasan kolam 5 m2 per Kilo Gram bobot tubuh. Merupakan, Jika kita memiliki indukan seberat 5 KG dibutuhkan minimal kolam seluas 25 m2. Dan , Jika kita mempunyai dua indukan maka dibutuhkan luasan kolam sebesar 50 m2. Kapasitas kolam mampu bertambah Bila kualitas air dan sirkulasinya lebih baik. Suhu air ideal berkisar 25-30oc.
Indukan harus diberikan pakan yang sehat dan bergizi. Pakan primer mampu berupa pelet yg kandungan proteinnya 30-35%. Kuliner tambahan lain yang diberikan adalah dedak jagung atau menir. Jangan memberikan pakan yg kandungan lemaknya tinggi.
Jumlah pakan yang diharapkan oleh indukan ikan mas kurang lebih 2-4% asal berat tubuhnya per hari. Frekuensi pemberian pakan sehari dua kali, setiap pagi serta sore. Indukan yang telah dikawinkan mampu melakukan perkawinan lagi sesudah diistirahatkan di kolam indukan selama dua-3 bulan.
Pemijahan ikan mas
Dalam perjuangan budidaya pembenihan ikan mas, terdapat 2 tipe pemijahan, yakni pemijahan alami dan buatan. Di pemijahan alami proses perkawinan dan pembuahan sel telur sang sperma dilakukan sendiri sang si ikan. Sedangkan dalam pemijahan buatan dibutuhkan bantuan manusia seperti penyuntikan menggunakan hipofisa, penyuntikan hormon dan pembuahan in vitro.
Pemijahan ikan mas bisa dilakukan dengan 2 cara di atas. Tetapi mengingat ikan mas praktis memijah, pemijahan sintesis jarang diterapkan buat ikan mas.
Pendederan benih
Pendederan artinya suatu tahapan penumbuhan benih dalam budidaya pembenihan ikan mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat eksklusif sesuai menggunakan perkembangan umurnya. Setiap strata umur membutuhkan perlakuan yg berbeda. Sang karena itu, pembesaran benih ikan dilakukan melalui beberapa tahap pendederan.
A. Pendederan
Pendederan pertama dilakukan pada larva yg sudah berumur 7 hari. Larva dipindahkan ke kolam pendederan berasal kolam penetasan telur. Pendederan mampu dilakukan pada kolam yang biasa dipergunakan buat budidaya pembesaran.
Seperti biasa, kolam tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu lakukan pengeringan, penjemuran, pengapuran, pemupukan dan penggenangan air. Lebih detailnya lihat persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.
Kepadatan tebar buat pendederan pertama artinya 100-200 ekor/m2. Kedalaman air kolam diatur kurang lebih 60 centimeter. Peredaran air jangan terlalu deras karena benih masih mungil. Masukan serta keluaran air diberi saringan halus. Tujuannya supaya hama mirip kodok serta kecebong tidak masuk ke dalam kolam dan bersaing dengan benih ikan.
Pelepasan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya merupakan benih beserta wadahnya, ember atau baskom, dimasukkan ke dalam kolam. Lalu miringkan wadah tersebut sehingga benih bisa berenang keluar dari wadah. Biarkan benih keluar sendiri, jangan dipaksa. Penebaran seperti ini berguna supaya benih mampu mengikuti keadaan dengan lingkungan kolam yang baru.
Pakan yg diperlukan buat pendederan termin pertama merupakan biota air yanng ditumbuhkan pada kolam. Pakan tadi relatif buat benih yang masih kecil. Menjadi tambahan bisa diberikan pelet halus. Usang pemeliharaan pendederan pertama lebih kurang 4 minggu. Dealam tempo tersebut akan didapatkan benih ikan ukuran dua-tiga cm.
B. Pendederan ii
Secara teknis pendederan kedua mampu dilakukan pada kolam yg sama, tidak perlu pindah. Perbedaan antara pendederan pertama dan ke 2 merupakan padat tebar ikan. Padat penebaran benih ikan buat pendederan kedua sekitar 50-75 ekor/m2. Jadi, mau tidak mau ikan dari pendederan pertama wajib dipindahkan sebagian ke kolam lain supaya padat tebarnya sesuai.
Pendederan ke 2 berlangsung sama dengan yang pertama yaitu 4 minggu. Benih yg dihasilkan berasal pendederan ke 2 ukuran lebih kurang 3-lima cm.
C. Pendederan iii
Jenis kolam yang diperlukan buat pendederan ke tiga sama menggunakan pendederan sebelumnya. Padat tebar buat pendederan ke empat yaitu lebih kurang 25-30 ekor/m2. Pendederan ke 3 membentuk benih ukuran lima-8 cm.
D. Pendederan iv
Pendederan ke 3 berlangsung selama 4 minggu juga. Kepadatan tebar pendederan ke 3 sekitar 3-lima ekor/m2. Benih yang didapatkan ukuran lebih kurang 8-12 centimeter, menggunakan bobot tubuh 80-100 gram per ekor. Ikan sebanyak ini telah cukup kuat untuk budidaya pembesaran.
Panen pembenihan ikan mas
Lama saat yg diharapkan buat proses pembenihan ikan mas, mulai berasal ikan dipijahkan sampai pendederan ke empat sekitar 4,5 bulan. Selanjutnya, benih ikan dijual ke petani pembesaran. Kebutuhan benih buat budidaya pembesaran biasanya berukuran 100 gr per ekor
PEMBENIHAN IKAN BAUNG SECARA SEMI ALAMI
PENDAHULUAN
Ikan baung (Neptus nemurus) yang oleh masyarakat Lampung ada yang melafalkan “BAUNG”, adalah jenis ikan perairan sungai, sehingga ikan ini banyak ditangkap dan tumbuh dengan baik di perairan sungai. Usaha budidayanya meniru di alam pada kolam yang airnya mengalir. Pada air tergenang atau airnya hanya mengalir pada saat-saat tertentu, maka diperlukan kolam yang luas, dalam dan padat tebarnya lebih sedikit. Pada kolam yang tidak ada pergantian airnya, ikan baung tidak akan tumbuh dengan baik.
Budidaya ikan baung memiliki peluang pasar yang besar, mengingat pasokan dari alam cenderung sedikit dan langka. Sementara “PINDANG BAUNG NAN LEMAK NIAN” masih disajikan di mana-mana dan menjadi makanan favorit.
CIRI-CIRI BIOLOGIS
Hidup di air mengalir/kadar O2 tinggi ……. ppm.
Ukuran < 350 gr disebut indit, > 350 gr/ekor disebut baung
Hasil tangkapan di sungai diketahui ukuran 500 gram/ekor belum bertelur, tetapi dari hasil budidaya ukuran 300 gram/ekor sudah dapat dipijahkan.
Pada saat masih kecil bersifat kanibal, tetapi pada saat pembesaran bisa makan pellet.
Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, serta mulutnya besar.
Tanda induk betina : tubuh lebih pendek, mempunyai dua lubang kelamin yang bentuknya bulat.
Tanda induk jantan : tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.
PEMBENIHAN
Pada saat tertentu (awal musim hujan) dan dengan modifikasi tertentu (air mengalir terus-menerus), ikan baung ada kalanya mau memijah secara alami. Namun demikian untuk meningkatkan akurasi
penjadwalan produksi benih, lebih banyak diterapkan pemijahan semi alami (ikan disuntik dan dibiarkan memijah secara alami).
Pematangan gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 100-200 m2 dengan kepadatan 0,2 – 0,5 kg/m2. Sebaiknya kolam lebih dalam minimal 1 m dan kolam tidak bocor. Air dialirkan secara rutin. Pakan diberikan 2%dari Biomas /hari dan menjelang musim hujan pakan ditingkatkan menjadi 3%. Apabila aliran air mati, maka sebaiknya pakan tidak diberikan atau hanya diberikan maximal 1%.
Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan dengan menangkap dan mengumpulkan, serta memilih induk yang sesuai dengan kriteria untuk dipijahkan.
Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang apabila dipijit ke arah lubang kelamin keluar telur yang warnanya kuning tua.
Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelamin agak kemerahan.
Sex ratio induk betina dan induk jantan adalah 1 : 1 dalam jumlah ekor.
Induk terseleksi ditampung pada hapa di kolam agar tidak stress sebelum dipindahkan ke bak/kolam pemijahan.
Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan terhadap induk betina dan jantan pada pagi hari sebanyak 0,5 cc ovaprim/kg induk, bila induk betina 400 gr dan jantan 400 gr, maka jumlah ovaprim 0,4 cc ditambah aquabidest 0,6 cc, sehingga volume larutan 1 cc. 0,5 cc disuntikkan ke induk betina dan sisanya untuk induk jantan.
Letak penyuntikan di punggung.
Pemijahan
Wadah pemijahan bisa menggunakan kolam semen atau bak yang diaerasi atau kolam yang airnya bisa dialirkan terus-menerus.
Sebagai penempel telur menggunakan ijuk yang diletakkan pada tiap sudut dengan diberi pemberat.
Induk akan memijah pada malam hari.
Penetasan
Setelah proses pemijahan selesai, telur yang menempel di ijuk diangkat bersama ijuknya untuk ditetaskan di bak penetasan dan diaerasi. Induk dikembalikan ke kolam pemeliharaan untuk recovery.
Telur baung akan menetas setelah 24 jam (tergantung suhu).
Setelah 24 jam, ijuk dibuat mengambang di permukaan air agar larva di dasar bak, sehingga ketika ijuk diangkat larvanya tidak ada yang ikut terangkat.
Pemeliaharaan Larva
Perlakuan dalam pemeliharaan larva :
Aerasi terus dijalankan.
Penggantian air 2-3 hari sekali sebanyak 75%.
Pemberian pakan setelah 60 jam dari menetas dengan cacing sutera secara adlibitum (sekenyangnya).
Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 10-15 hari.
Pendederan
Setelah dipelihara selama 10-15 hari, selanjutnya benih baung siap ditebar di kolam pendederan yang telah dipersiapkan 7 hari sebelumnya.
Adapun perlakuan persiapan kolam :
Perbaikan kebocoran
Pengelolaan tanah dasar, perataan, pembuatan kemalir, dan penutupan saluran buang.
Pengapuran 25 – 50 gr/m2, pemupukan organik 250 gr/m2, urea 15 gr/m2, dilanjutkan pengaliran air dengan memasang saringan di pemasukan.
Kolam diairi setinggi 20 cm, selanjutnya secara bertahap dinaikkan menjadi 40 cm pada hari ke 3, 60 cm pada hari ke 5.
Pada hari ke-7 benih siap ditebar dan aliran masuk dibuka kecil untuk menutupi rembesan dan penguapan yang terjadi.
Padat penebaran 25-50 ekor/m2
Pemberian pakan tambahan berupa pellet halus atau pakan udang halus sebanyak 500 – 750 gr/10.000 benih/hari dengan frekuensi 3 kali.
Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 3-4 minggu.
Benih dipanen berukuran 2-3-5-7 cm, kemudian disortir. Ukuran 2-3 cm dan 3-5 cm dideder lagi secara terpisah, sedang ukuran 5-7 cm dapat dibesarkan di kolam pembesaran.
Pengendalian Masalah
Ikan baung perlu O2 tinggi, sehingga bila stress atau mabuk, maka media harus dalam kondisi bersih dari sisa pakan dan aerasi terus dihidupkan. Apabila darurat mabuk diperlukan penjarangan padat tebar.
Pemberian pakan yang kurang tepat waktu dan volume mengakibatkan kanibalisme.
Beberapa penyakit yang ditemui :
Cacing ditandai dengan menggantung di bawah permukaan air dikendalikan dengan NaCl (garam dapur) 2.500 ppm (2,5 kg/M3) + MG (Malacheet Green) 0,1 ppm.
Bintik putih ditandai dengan adanya bintik putih di permukaan tubuhnya, biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, pengendaliannya dengan menggunakan dengan NaCl (garam dapur) 2.500 ppm.
Bakteri Aeromonas ditandai adanya borok yang kadang berdarah, pengendalian dengan oxytetraciclin 10 ppm (perendaman) dan melalui pakan ikan sebanyak 25 mg/kg pakan selama 7-10 hari.
Pengendalian penyakit yang terpenting adalah menjaga jangan sampai ikan tersebut terserang dengan pemantauan kesehatan secara kontinyu sehingga pengobatan dilakukan sedini mungkin.
Sumber : https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id/2016/05/pembenihan-ikan-baung-secara-semi-alami.html
Ikan baung (Neptus nemurus) yang oleh masyarakat Lampung ada yang melafalkan “BAUNG”, adalah jenis ikan perairan sungai, sehingga ikan ini banyak ditangkap dan tumbuh dengan baik di perairan sungai. Usaha budidayanya meniru di alam pada kolam yang airnya mengalir. Pada air tergenang atau airnya hanya mengalir pada saat-saat tertentu, maka diperlukan kolam yang luas, dalam dan padat tebarnya lebih sedikit. Pada kolam yang tidak ada pergantian airnya, ikan baung tidak akan tumbuh dengan baik.
Budidaya ikan baung memiliki peluang pasar yang besar, mengingat pasokan dari alam cenderung sedikit dan langka. Sementara “PINDANG BAUNG NAN LEMAK NIAN” masih disajikan di mana-mana dan menjadi makanan favorit.
CIRI-CIRI BIOLOGIS
Hidup di air mengalir/kadar O2 tinggi ……. ppm.
Ukuran < 350 gr disebut indit, > 350 gr/ekor disebut baung
Hasil tangkapan di sungai diketahui ukuran 500 gram/ekor belum bertelur, tetapi dari hasil budidaya ukuran 300 gram/ekor sudah dapat dipijahkan.
Pada saat masih kecil bersifat kanibal, tetapi pada saat pembesaran bisa makan pellet.
Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, serta mulutnya besar.
Tanda induk betina : tubuh lebih pendek, mempunyai dua lubang kelamin yang bentuknya bulat.
Tanda induk jantan : tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.
PEMBENIHAN
Pada saat tertentu (awal musim hujan) dan dengan modifikasi tertentu (air mengalir terus-menerus), ikan baung ada kalanya mau memijah secara alami. Namun demikian untuk meningkatkan akurasi
penjadwalan produksi benih, lebih banyak diterapkan pemijahan semi alami (ikan disuntik dan dibiarkan memijah secara alami).
Pematangan gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 100-200 m2 dengan kepadatan 0,2 – 0,5 kg/m2. Sebaiknya kolam lebih dalam minimal 1 m dan kolam tidak bocor. Air dialirkan secara rutin. Pakan diberikan 2%dari Biomas /hari dan menjelang musim hujan pakan ditingkatkan menjadi 3%. Apabila aliran air mati, maka sebaiknya pakan tidak diberikan atau hanya diberikan maximal 1%.
Seleksi Induk
Seleksi induk dilakukan dengan menangkap dan mengumpulkan, serta memilih induk yang sesuai dengan kriteria untuk dipijahkan.
Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang apabila dipijit ke arah lubang kelamin keluar telur yang warnanya kuning tua.
Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelamin agak kemerahan.
Sex ratio induk betina dan induk jantan adalah 1 : 1 dalam jumlah ekor.
Induk terseleksi ditampung pada hapa di kolam agar tidak stress sebelum dipindahkan ke bak/kolam pemijahan.
Penyuntikan
Penyuntikan dilakukan terhadap induk betina dan jantan pada pagi hari sebanyak 0,5 cc ovaprim/kg induk, bila induk betina 400 gr dan jantan 400 gr, maka jumlah ovaprim 0,4 cc ditambah aquabidest 0,6 cc, sehingga volume larutan 1 cc. 0,5 cc disuntikkan ke induk betina dan sisanya untuk induk jantan.
Letak penyuntikan di punggung.
Pemijahan
Wadah pemijahan bisa menggunakan kolam semen atau bak yang diaerasi atau kolam yang airnya bisa dialirkan terus-menerus.
Sebagai penempel telur menggunakan ijuk yang diletakkan pada tiap sudut dengan diberi pemberat.
Induk akan memijah pada malam hari.
Penetasan
Setelah proses pemijahan selesai, telur yang menempel di ijuk diangkat bersama ijuknya untuk ditetaskan di bak penetasan dan diaerasi. Induk dikembalikan ke kolam pemeliharaan untuk recovery.
Telur baung akan menetas setelah 24 jam (tergantung suhu).
Setelah 24 jam, ijuk dibuat mengambang di permukaan air agar larva di dasar bak, sehingga ketika ijuk diangkat larvanya tidak ada yang ikut terangkat.
Pemeliaharaan Larva
Perlakuan dalam pemeliharaan larva :
Aerasi terus dijalankan.
Penggantian air 2-3 hari sekali sebanyak 75%.
Pemberian pakan setelah 60 jam dari menetas dengan cacing sutera secara adlibitum (sekenyangnya).
Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 10-15 hari.
Pendederan
Setelah dipelihara selama 10-15 hari, selanjutnya benih baung siap ditebar di kolam pendederan yang telah dipersiapkan 7 hari sebelumnya.
Adapun perlakuan persiapan kolam :
Perbaikan kebocoran
Pengelolaan tanah dasar, perataan, pembuatan kemalir, dan penutupan saluran buang.
Pengapuran 25 – 50 gr/m2, pemupukan organik 250 gr/m2, urea 15 gr/m2, dilanjutkan pengaliran air dengan memasang saringan di pemasukan.
Kolam diairi setinggi 20 cm, selanjutnya secara bertahap dinaikkan menjadi 40 cm pada hari ke 3, 60 cm pada hari ke 5.
Pada hari ke-7 benih siap ditebar dan aliran masuk dibuka kecil untuk menutupi rembesan dan penguapan yang terjadi.
Padat penebaran 25-50 ekor/m2
Pemberian pakan tambahan berupa pellet halus atau pakan udang halus sebanyak 500 – 750 gr/10.000 benih/hari dengan frekuensi 3 kali.
Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 3-4 minggu.
Benih dipanen berukuran 2-3-5-7 cm, kemudian disortir. Ukuran 2-3 cm dan 3-5 cm dideder lagi secara terpisah, sedang ukuran 5-7 cm dapat dibesarkan di kolam pembesaran.
Pengendalian Masalah
Ikan baung perlu O2 tinggi, sehingga bila stress atau mabuk, maka media harus dalam kondisi bersih dari sisa pakan dan aerasi terus dihidupkan. Apabila darurat mabuk diperlukan penjarangan padat tebar.
Pemberian pakan yang kurang tepat waktu dan volume mengakibatkan kanibalisme.
Beberapa penyakit yang ditemui :
Cacing ditandai dengan menggantung di bawah permukaan air dikendalikan dengan NaCl (garam dapur) 2.500 ppm (2,5 kg/M3) + MG (Malacheet Green) 0,1 ppm.
Bintik putih ditandai dengan adanya bintik putih di permukaan tubuhnya, biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, pengendaliannya dengan menggunakan dengan NaCl (garam dapur) 2.500 ppm.
Bakteri Aeromonas ditandai adanya borok yang kadang berdarah, pengendalian dengan oxytetraciclin 10 ppm (perendaman) dan melalui pakan ikan sebanyak 25 mg/kg pakan selama 7-10 hari.
Pengendalian penyakit yang terpenting adalah menjaga jangan sampai ikan tersebut terserang dengan pemantauan kesehatan secara kontinyu sehingga pengobatan dilakukan sedini mungkin.
Sumber : https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id/2016/05/pembenihan-ikan-baung-secara-semi-alami.html
Senin, 03 April 2017
MENGENAL IKAN MAS RAJADANU
Penyediaan benih ikan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .Benih ikan bermutu yang dihasilkan oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya di daerah.
Hasil kajian adaptasi ikan mas strain Rajadanu yang dilaksanakan oleh IPPTP Mataram, kerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi pada TA. 1996/1997 diketahui daya adaptasi dan laju pertumbuhannya lebih baik dari Majalaya yang sudah lama dikenal di NTB. Selain itu dari segi rasa tidak berbeda dengan Majalaya. Melihat kenyataan tersebut Balai Benih Ikan (BBI) Batukumbung mengembangkan pembenihan Rajadanu dan pada awal Pebuari 1998 benih Rajadanu telah berhasil diproduksi. Kajian Pembesaran Rajadanu hasil pembenihan tersebut telah dilaksanakan di kolam BBI Batukumbung dan di sawah (minapadi) di desa Teratak Lombok Tengah TA. 1999/2000, menunjukkan bahwa daya adaptasi Rajadanu yang dipelihara di kolam cukup tinggi dengan kelangsungan hidup (SR) mencapai 75%, produktivitas sebesar 5.050 t/ha, masa pemeliharaan 3 bulan. Pada pemeliharaan di sawah (minapadi legowo), tingkat kelangsungan hidup mencapai 73%, dengan produktivitas rata-rata 204 kg/ha, masa pemeliharaan 60 hari.
Ikan mas strain Rajadanu |
BIOLOGI IKAN MAS RAJADANU
Rajadanu termasuk bangsa (ordo) Cypriniformes, sub bangsa Cyprinoidei, suku (family) Cyprinoidea, sub suku Cyprininae, marga (genus) Cyprinus dan jenis (species) Cyprinus carpio, strain Rajadanu.
Ciri-ciri morfologi:
- Bentuk badan memanjang dengan perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1.
- Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal.
- Punggung berwarna hijau keabu-abuan, makin kearah perut warna sisik semakin memutih dan sampai perut berwarna putih.
POTENSI BIOLOGI
1. Sifat reproduksi induk:
- Kematangan induk : betina : umur 1,5 – 2 tahun, dengan bobot 2-3 kg; jantan : umur 0,5 -1 tahun dengan bobot 0,6 - 1 kg.
- Diameter telur :1,3 – 1,6 mm
- Fekunditas/ kg induk: 148.000 151.000 butir.
- Derajat penetasan : 85 – 93 %
- Panjang larva : 4 – 7 mm.
2. Kebiasaan makan
Ikan mas Rajadanu termasuk pemakan segala (omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau tumbuhan yang biasanya hidup didasar perairan. Hewan dasar tersebut seperti Cacing, Siput, dll. Ikan mas Rajadanu makan dengan cara mengambil lumpur, menghisap bagian-bagian yang dapat dicerna dan sisanya akan dikeluarkan. Ikan mas Rajadanu memberikan daya adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan pemberian pakan buatan.
3. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan fungsi dari metoda budidaya yang di terapkan, padat penebaran, mutu dan jumlah pakan, mutu air serta kompetisi. Hasil kajian di kolam BBI Batukumbung, benih ukuran 5-8 cm (5-10 gram) dengan kepadatan 10 ekor/m2, diberikan pakan komersial 3-5% dari berat individu dalam waktu 3 bulan dapat mencapai 73,29 gram per ekor. Sementara hasil kajian minapadi dengan cara tanam jajar legowo, benih ukuran 5-8 cm dengan kepadatan 5000 ekor/ha, dalam waktu 60 hari pemeliharaan dapat mencapai 33,87 gram per ekor.
Sumber : Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 06/Liptan/2000
EKOSISTEM LAMUN
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbagai jenis biota laut serta merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif. Produktivitas total meningkat dengan jelas di perairan dekat pantai. Produktifitas ekosistem lamun di daerah tropis dikenal tinggi namun mempunyai kandungan zat hara yang rendah dalam air tapi tinggi dalam air poros (pore water). Produktivitas lamun berkisar antara 500–1000 gC/m2/tahun.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya dengan produktivitas primer berkisar antara 900 - 4650 gC/m2/tahun. Pada ekosistem lamun hidup beragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska, Ekinodermata, dan cacing
Ekosistem padang lamun bukan merupakan entitas yang terisolasi, tetapi berinteraksi dengan ekosistem lain di sekitarnya. Interaksi terpenting ekosistem padang lamun adalah dengan ekosistem mangrove & terumbu karang, dimana terdapat 5 tipe interaksi antara ketiga ekosistem tersebut, yakni: fisik, bahan organik terlarut, bahan organik partikel, migrasi fauna, dan dampak manusia (Ogden & Gladfelter, 1983).
Hubungan antara terumbu karang, manusia dan lamun |
KOMUNITAS LAMUN
Padang lamun dapat berbentuk vegetasi tunggal, tersusun atas 1 atau 2–12 jenis lamun yang tumbuh bersama membentuk vegetasi campuran. Jenis pembentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain: T. hemprichii, E. acoroides, H. ovalis, C. serrulata, & T. ciliatum
Komunitas lamun umumnya hanya terdiri atas 1 atau beberapa jenis dominan & strukturnya sederhana serta homogen.
Komunitas lamun di perairan Indo-Pasifik umumnya terdiri dari jenis yang lebih heterogen & pertumbuhannya tidak merata. Di Indonesia & perairan Indo-Pasifik lain terdapat Enhalus acoroides yang tidak dijumpai di perairan Karibia. E.acoroides dapat membentuk komunitas lamun yang monospesifik.
Padang lamun merupakan komunitas kompleks yang terdiri atas sejumlah besar epifit, epizoik, penggali, & biota lain yang berasosiasi dengan lamun, di mana mereka mendapatkan tempat berlindung dan atau makanan.
FORMASI PADANG LAMUN
Formasi padang lamun dapat dikelompokkan menjadi 5:
- Zosteretea : Habitat substrat pasir, lumpur di pantai tropis – subtropis Zostera.
- Halodulo – Thallassietea : Habitat substrat lumpur, pasir, pecahan karang mati di pantai tropis ; Halodule, Halophila, Thalassia, Cymodocea, Syringodium, Enhalus
- Phyllospadicetea - Phyllopadicetalia : Habitat pantai berbatu di intertidal Pasifik Utara ; Phyllospadix.
- Posidonietetea - Posidonietalia : Habitat sublitoral, sublitoral berbatu, pasir, Dapat membangun dasar sampai beberapa meter ; Posidonia, komunitas klimaks & sangat stabil.
- Thalassodendretalia ; Terdiri dari satu jenis (Thalassodendron ciliatum) yang tumbuh lebat.
SUKSESI PADANG LAMUN
Suksesi klimaks bila didominasi oleh 1 atau beberapa jenis dengan komunitas yang stabil. Contoh: Posidonia, Thallasia testudinum, kel. Halophilids & Parvozozterid
Suksesi padang lamun |
KERAGAMAN JENIS LAMUN
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 58 jenis yang dikelompokkan ke dalam 12 marga, 4 suku, dan 2 ordo. Di Asia Tenggara ada 20 jenis yang tersebar di Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, & Filipina. Di Indonesia ditemukan 12 jenis dominan yang termasuk ke dalam 7 marga & 2 suku (Hydrocharitaceae & Potamogetonaceae). Bila termasuk Halophila beccarii & Ruppia maritima maka jumlahnya 14 jenis (Kiswara, 1994).
Di Indonesia jenis lamun dapat dijumpai dalam skala besar & menutupi dasar perairan yang luas membentuk suatu padang lamun (seagrass bed).
JENIS LAMUN DI INDONESIA
Lamun yang ada di Indonesia |
Berbagai jenis lamun |
Berbagai jenis lamun |
KELOMPOK JENIS LAMUN
SEBARAN LAMUN DI INDONESIA
HABITAT LAMUN DI INDONESIA
Sumber : Ekosistem Lamun
Langganan:
Postingan (Atom)