Penggunaan kolam secara tradisional sudah dimulai sejak lama.
Karakteristik dari kolam tradisional adalah sistem budidaya terutama
hanya memanfaatkan pakan alami yang terdapat dalam kolam. Kepadatan ikan
yang dipelihara dalam kolam umumnya rendah, biasanya hanya terdiri atas
satu jenis saja (monokultur) sedangkan lahan yang digunakan biasanya
relatif luas.
Dari segi penyerapan tenaga kerja, budidaya ikan dengan menggunakan
kolam tradisional hanya melibatkan sedikit saja aktivitas manusia.
Meskipun demikian, jika prosesnya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
akan memberikan beberapa keuntungan antara lain adalah sebagai berikut.
Dari segi ekonomi, pembuatan kolam merupakan salah satu cara pemanfaatan
lahan pekarangan/lahan kosong sehingga dapat memberikan tambahan
penghasilan. Fungsi sosial di mana hasil yang diperoleh akan memberikan
tambahan gizi keluarga petani, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kecerdasan bangsa di masa yang akan datang.
Struktur kolam tradisional umumnya masih menggunakan bahan-bahan alami
yang tersedia, seperti untuk pematang biasanya digunakan tanah yang
dipadatkan, jadi belum menggunakan bahan modern seperti semen, ataupun
beton. Saluran pembuangan dan pemasukan air kebanyakan belum dibuat
sesuai prinsip efisiensi atau belum di buat secara permanen. Di samping
itu kebanyakan petani mengelola kolam tradisional hanya sebagai usaha
tambahan di samping mata pencaharian utama mereka sebagai petani.
Berdasarkan kondisi seperti dijelaskan di atas, maka kolam tradisional
masih digolongkan ke dalam budidaya sistem ekstensif. Budidaya dengan
sistem ini sekarang sudah banyak ditinggalkan karena keuntungan yang
dihasilkan pada umumnya tidak terlalu besar. Jenis ikan yang dipelihara
di kolam antara lain ikan mas (Cyprinus carpio), lele (Clarias
batrachus), mujair (Tilapia mozambica), dan nila (Oreochromis nilotica).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kolam ikan. Mulai
dari menganalisis jenis tanah, kontur lahan, tata letak kolam, irigasi,
penggalian, pembuatan tanggul hingga pengaturan sirkulasi air.
JENIS TANAH
Jenis tanah yang paling baik untuk membuat kolam tanah adalah tanah liat
berpasir. Jenis tanah ini cukup kedap air, teksturnya solid sehingga
pembuatan tanggulnya pun lebih mudah.
Bila tanah yang tersedia terlalu gembur, perlu usaha ekstra agar
berfungsi dengan baik. Misalnya dinding kolam diberi lapisan semen atau
batu bata. Cara ini efektif mencegah kebocoran, namun biaya kontruksinya
jauh lebih mahal.
Cara sederhana menentukan jenis tanah adalah dengan menggenggam segumpal
tanah yang telah dibasahi dengan air. Kemudian kepalkan tanah tersebut
kuat-kuat. Kemudian buka telapak tangan Anda. Bila di permukaan telapak
tangan hanya ada sedikit pasir maka bisa dikatakan tanah liat berpasir.
Bila jumlah pasir yang menempel di telapak tangan banyak, tanah tersebut
dikategorikan tanah gembur.
KONTUR LAHAN
Setelah menganalisis jenis tanah, amati kontur lahan yang akan dijadikan
kolam ikan. Apakah lahan datar atau lahan miring. Kemiringan lahan
menentukan metode penggalian dan pembuatan tanggul. Pada lahan miring,
pengaturan pola aliran air lebih mudah.
Penggalian tanah di lahan miring cukup dilakukan pada satu sisi.
Kemudian tanah hasil galian digunakan untuk membuat tanggul di sisi
lain. Sedangkan pada lahan datar, penggalian dilakukan di semua sisi.
Hasil galian dijadikan untuk membuat tanggul. Untuk lebih jelasnya,
lihat gambar dibawah ini.
Teknik galian pada lahan miring dan lahan datar |
PEMATANG KOLAM
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak
keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan
untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak
mudah bocor.
Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat
berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan
memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket,
tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang
disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh
kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam
20 cm dari permukaan dasar kolam.
Pematang merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari konstruksi kolam. Bentuk pematang harus memadai, karena pematang berfungsi untuk :
- Menahan volume air dalam kolam
- Menahan luapan air yang timbul karena banjir maupun hujan lebat
Kedua sisi pematang dibuat miring, kemiringan pematang merupakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar sebesar 1 : 1 sampai 1 : 1 ½ . untuk kemiringan pematang bagian luar kolam adalah sebesar 1 : 1 sampai 1 ¼ , sedangkan kemiringan pematang bagian dalam kolam 1 : 1 ½ , kalau tanahnya tanah lempung atau 1 : 1 ¾ kalau tanahnya kurang mengandung tanah lempung. Lebar bagian atas pematang minimal 1.0 meter.
Tinggi pematang disesuaikan dengan luas kolam, sebagai patokan bagian atas pematang harus berada lebih tinggi dari rencana permukaan air kolam. Luas kolam 2.000 m2 tinggi pematang yang muncul diatas air cukup 30 cm, sedangkan untuk kolam dengan luas 4.000 m2 tinggi pematang yang muncul di atas permukaan harus 50 cm. Yang perlu diingat, bahwa penampang melintang sebuah pematang harus seperti bangun trapesium.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua
bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak
sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan
antara kemiringan pematang 1 : 1
Pematang kolam trapesium sama kaki |
Sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5
Pematang kolam trapesium tidak sama kaki |
Apabila jenis tanahnya memungkinkan, kolam ikan bisa dibuat hanya dengan
menggunakan tanggul tanah. Dari segi konstruksi, pembuatan tanggul
tanah lebih murah dan mudah. Berikut langkah-langkah membuat tanggul :
1. Pematang tanah
Kolam pematang tanah |
- Tetapkan luas kolam yang akan digali, tentukan garis batasnya.
- Kemudian mulai menggali lapisan tanah atas sedalam kurang lebih 10 cm. Pisahkan tanah lapisan atas ini, untuk nanti ditebarkan kembali ke dasar kolam. Tanah bagian atas ini kaya akan bahan organik yang berguna bagi kehidupan ikan.
- Mulai gali kembali permukaan tanah sedalam 60 cm. Bagian tanah yang ini digunakan untuk membuat pematang. Bersihkan dari batuan, akar atau pun sampah lainnya agar pematang yang disusun tidak bocor.
- Pematang dibuat dengan penampang berbentuk trapesium. Lebar di bagian bawah dan menyempit di bagian atas. Semakin lebar pematang semakin baik, karena akan semakin kokoh. Tapi tentunya semakin lebar pematang akan memakan tempat. Sesuaikan lebar pematang dengan luas kolam.
- Sebelum pematang dibuat, sebaiknya gali dasar tanggul sedalam 20-25 cm sebagai pondasi . Kemudian isi dengan tanah hasil galian dan mampatkan. Tanah galian untuk membentuk pematang bisa diairi terlebih dahulu agar solid.
2. Pematang tembok
Pematang tembok diperlukan apabila kita menginginkan kolam yang lebih
permanen dan jenis tanah yang ada tidak memungkinkan untuk membuat
pematang tanah. Tembok bisa digunakan sebagai pelapis atau pembatas.
Sebagai pelapis artinya, lapisan tembok hanya memperkuat pematang tanah.
Biasanya diterapkan pada kolam tunggal.
Kolam pematang tembok |
Untuk jumlah kolam yang banyak, biasanya seluruh pematang dibuat dari
lapisan batu-bata dan adukan semen atau dibeton. pematang menjadi
pembatas antara kolam yang satu dengan kolam yang lain. Pembuatan
pematang dari tembok tentunya memerlukan biaya yang jauh lebih besar
daripada tanggul tanah.
DASAR KOLAM BUDIDAYA
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan
air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam
setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang
1-2 meter .
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam
adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing
ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang
kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran,
kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan
pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung
selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Kemiringan dasar kolam budidaya ikan |
KEMALIR
Kemalir atau parit dangkal yang berada pada bagian tengah atau
sekeliling tepi kolam merupakan bagian kolam yang cukup penting. Fungsi
kemalir sebagai tempat berlindung ikan terhadap serangan hama, bahaya
kekeringan dan sengatan matahari, serta sebagai tempat berkumpulnya ikan
pada saat akhir penangkapan ikan.
Ukuran kemalir tergantung pada luas kolam. Bila luas kolam kecil (100 – 500 m2), kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dengan kedalaman 30 cm. Bila kolam lebih luas lagi, kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 2 – 2,5 meter dengan kedalaman 50 cm.
Ukuran kemalir tergantung pada luas kolam. Bila luas kolam kecil (100 – 500 m2), kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dengan kedalaman 30 cm. Bila kolam lebih luas lagi, kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 2 – 2,5 meter dengan kedalaman 50 cm.
Saluran air didasar kolam |
INLET DAN OUTLET AIR KOLAM
Pintu pemasukkan dan pengeluaran air sangat penting bagi suatu kolam,
agar sirkulasi air dapat lancar. Secara tradisional, pintu pemasukkan
atau pengeluaran air dapat terbuat dari batang bambu atau pipa PVC.
Pintu pemasukkan air diletakkan menembus pada bagian atas pematang
kolam, sedangkan pintu pengeluaran air terletak didasar kolam dan
sejajar dengan dasar kemalir, menembus pematang kolam sampai kebagian
luar kolam. Setiap pintu air ini dilengkapi dengan saringan yang terbuat
dari anyaman bambu. Saringan ini berfungsi untuk mencegah masuknya
sampah atau ikan lain kedalam kolam atau mencegah keluar ikan yang
sedang dipelihara. Setiap saat pintu ini harus diperiksa agar jangan
sampai tersumbat oleh kotoran.
Keterangan gambar:
P = pematang
PA = Permukaan Air
B1 = pintu pengeluaran air dengan saringan
DK = dasar kolam
B2 = pintu pemasukkan dengan saringan
K = kemalir
Penampang melintang kolam tradisional |
P = pematang
PA = Permukaan Air
B1 = pintu pengeluaran air dengan saringan
DK = dasar kolam
B2 = pintu pemasukkan dengan saringan
K = kemalir
Sumber :
3. Modul Keteknikan Budidaya Perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar